Mohon tunggu...
Mbah Priyo
Mbah Priyo Mohon Tunggu... Engineer Kerasukan Filsafat

Priyono Mardisukismo - Seorang kakek yang suka menulis, karena menulis bukan sekadar hobi, melainkan vitamin untuk jiwa, olahraga untuk otak, dan terapi kewarasan paling murah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hukuman Cambuk di Arab Saudi yang Nikmat dan Mendidik

23 Februari 2025   01:00 Diperbarui: 23 Februari 2025   02:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dicambuk - kreasi Ai

Di sebuah penjara di Arab Saudi, tiga imigran tertangkap mencuri. Mereka adalah Juan, seorang pria Filipina yang ramah; Ahmad, seorang Malaysia yang licik dan serakah; serta Dimas, seorang pemuda Indonesia yang cerdik dan dikenal dengan keberaniannya. Setelah menjalani pemeriksaan, mereka dijadwalkan untuk dihukum cambuk, namun mereka diberikan fasilitas berupa bantal sebagai pelindung, karena ini hukuman pertama mereka.

Hari itu, suasana di ruang eksekusi tegang sekaligus konyol. Algojo yang terlihat garang bersiap-siap dengan cambuk di tangan. “Siapa yang mau dicambuk pertama?” tanya algojo.

“Akulah!” seru Juan, tanpa ragu.

“Baiklah, apa permintaanmu?” tanya algojo, sambil menyiapkan bantal.

“Cara eksekusinya... saya ingin yang mencambuk saya adalah seorang wanita!” permintaan Juan membuat algojo terkejut. Namun, karena sudah menjadi kebiasaan, permintaan itu pun dipenuhi.

Ketika wanita algojo datang, Juan tersenyum lebar. Dengan bantal empuk di punggungnya, cambukan itu terasa lebih seperti sentuhan lembut.

“20 kali? Tidak masalah!” kata Juan.
Dan dengan beberapa cambukan wanita tadi cukup kuat untuk menghancurkan bantal, tetapi Juan tidak merasakan sakit sama sekali.

Selesai dengan juan, algojo beralih ke Ahmad. “Sekarang giliranmu! Apa permintaanmu?” tanya algojo.

Ahmad, si orang Malaysia yang terkenal licik dan serakah, berpikir sejenak. “Saya mau dilapis dua bantal!” katanya sambil tersenyum licik.

“Permintaanmu aneh, tapi itu bisa dipenuhi,” jawab algojo. Ahmad disiapkan dengan dua bantal tebal, dan saat cambukan dimulai, ia sama sekali tidak merasa sakit. Justru, ia mulai meledek Juan dan Dimas.

“Haha! Juan, kamu bodoh! Kamu seharusnya minta seperti saya. Sekarang semua bantal sudah dipakai, bagaimana denganmu?” ejek Ahmad kepada Dimas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun