Mohon tunggu...
Pringadi Abdi Surya
Pringadi Abdi Surya Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan kreatif

Lahir di Palembang. Menulis puisi, cerpen, dan novel. Instagram @pringadisurya. Catatan pribadi http://catatanpringadi.com Instagramnya @pringadisurya dan Twitter @pringadi_as

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sibuk Corona, Jangan Lupa Demam Berdarah

14 Februari 2020   08:37 Diperbarui: 11 Maret 2020   11:17 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Corona (Covid-19) semakin meresahkan. Per 13 Februari 2020, Johns Hopkins University melaporkan sudah lebih dari 60.000 kasus terjadi di 25 Negara, dengan kematian yang dilaporkan mencapai 1370 orang. Meski tingkat kematiannya saat ini ada di angka sekitar 2%, angka itu tidak bisa dilihat secara tunggal. Sebab, kemampuan virus yang mampu menyebar sampai ke 4 orang dari 1 penderita, bisa menyebabkan kewalahan luar biasa seperti di China yang pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kematian.

25 Negara yang telah melaporkan kasus itu tidak termasuk Indonesia. Hal ini pun mendapat sorotan karena beberapa peneliti asing, dan bahkan perwakilan WHO sendiri meragukan kemampuan Indonesia untuk mendeteksi virus. Pasalnya, diperkirakan pada saat virus mewabah di China, tidak kurang dari 2000 orang terbang ke Bali langsung dari Wuhan. Dan pada saat itu (sebelum 23 Januari), belum ada tindakan ketat untuk mendeteksi virus. 

Namun, di tengah desas-desus soal Corona di Indonesia: apakah ada yang terjangkit dan tidak terdeteksi ataukah ada yang terdeteksi tapi kasusnya dimasukkan ke peti es agar tidak panik, atau memang tidak ada sama sekali, ada penyakit lain yang mengintai kita. Apa itu? Demam berdarah.

Sampai 13 Februari 2020, jumlah kasus demam berdarah di Indonesia sejumlah 3.256 kasus dengan jumlah kematian 27 orang. Empat daerah yang melaporkan peningkatan kasus dari tahun lalu yaitu Lampung Tengah, Temanggung, Sikka, dan Ciamis. Dari keempat wilayah itu saja total kasus demam berdarahnya sebanyak 304 orang dengan korban meninggal sebanyak 6 orang.

Kasus demam berdarah di Indonesia adalah bahaya laten yang mengancam setiap musim pancaroba hingga musim penghujan. Abainya perhatian masyarakat pada sampah dan genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Agepty. 

Tahun lalu, saya bahkan sempat mengalami imbas dari membeludaknya pasien demam berdarah di Depok. Anakku saat itu terkena infeksi bakteri dan betapa susahnya mencari rumah sakit untuk rawat inap karena ruangan penuh.

Bahaya demam berdarah terjadi karena banyak orang tidak sadar dirinya mengidap demam berdarah. Karena ketidaktahuan itu, seseorang baru dating ke rumah sakit ketika keadaannya sudah relative parah. Trombositnya sudah turun drastis, sehingga yang terjadi, tingkat kematian akibat demam berdarah di daerah-daerah yang fasilitas kesehatannya terbatas, cukup tinggi.

Berikut beberapa gejala demam berdarah yang perlu kita tahu

Demam Tinggi Mendadak

Demam tinggi pada kasus DBD sedikti unik. Panas tinggi terjadi mendadak bahkan hingga berkisar pada suhu 40 derajat celcius. Biasanya pun demam sempat turun sebelum kembali naik. Ingat-ingat saja, jika demam terjadi sudah 3 hari, segeralah ke dokter untuk cek darah.

Rasa Lelah

Imunitas tubuh melelah. Pencernaah terganggu sehingga membuat tubuh kita merasa lelah.

Sakit Kepala dan Mata

Biasanya rasa sakit terjadi di sekitar kening disertai rasa sakit di bagian belakang mata.

Nyeri pada Otot

Biasanya kita akan menggigil disertai rasa nyeri otot dan sendi.

Mual dan Muntah

Kalau mual berlarut-larut, lebih dari satu hari, disertai bagian perut dan punggung yang tidak nyaman, segeralah ke dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun