Hasil pemeriksaan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pengumpulan data yang dirancang oleh staf Lenovo. Siapa pun yang suhu badannya di atas 37.3 C secara otomatis ditandai.
Kehidupan kota Wuhan tidak berjalan normal. Kabut kecemasan masih menyelimuti setiap orang di sana. Rasa khawatir akan tertular virus, menyebakan setiap penduduk Wuhan memilih untuk menjaga jarak dari orang lain.
Wajah Dunia Usai Pandemi Corona
Itu gambaran kecil wajah dunia pascapandemi corona. Gambaran besarnya bisa kita lihat dari beberapa skenario yang tengah direncanakan banyak organisasi dunia.
FIFA misalnya, berencana mengeluarkan peraturan yang melarang pemain sepakbola meludah sembarangan. Alasannya, meludah dapat menularkan virus corona.
Beberapa negara yang sudah melonggarkan lockdown juga masih memberlakukan pembatasan sosial. Dilarang berkumpul dalam jarak dekat, wajib memakai masker, hingga meminta pembayaran dalam bentuk uang elektronik untuk meminimalkan sentuhan.
Sekarang, mari kita bayangkan sejenak wajah dunia dalam bayang-bayang virus corona:
Masker Bisa Menjadi Kebutuhan Pokok
Setiap orang yang keluar rumah bisa dipastikan membawa atau mengenakan masker. Mungkin karena sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, model masker pun kian beragam. Dari awalnya untuk melindungi diri dari paparan virus, masker bisa menjadi gaya fesyen sendiri.
Industri Pariwisata Diperkirakan Masih Belum Bisa Bangkit
Bayang-bayang ketakutan paparan virus corona membuat industri pariwisata sulit untuk bisa berkembang seperti sebelumnya. Hotel-hotel mungkin akan buka kembali, tapi tingkat okupansi mereka masih sangat rendah, sekalipun di puncak musim liburan.
Psikosomatik Semakin Mewabah
Batuk, demam dan sesak nafas menjadi salah satu gejala utama penyakit Covid-19. Hingga saat ini, para ahli belum dapat membedakan secara pasti mana batuk biasa dan seperti apa batuk yang disebabkan virus corona.
Itu sebabnya kita disarankan untuk mengenakan masker jika keluar rumah. Selain agar terlindungi dari risiko paparan virus corona, juga untuk melindungi orang lain seandainya kita tiba-tiba batuk.
Karena tidak dapat dibedakan itu, masyarakat akhirnya cenderung paranoid, khawatir berlebihan. Batuk sedikit langsung dikira terinfeksi virus corona. Padahal kan belum tentu.