Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerbung | Engkaulah Puisiku (2)

29 November 2018   05:39 Diperbarui: 29 November 2018   15:22 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
desain pribadi dari Canva

"hihihi. Ya kan memang gitu Mas. Biasanya anak IT jarang ada yang masuk terlalu pagi kayak Mas Rayhan sekarang," kata Linda. Disebelahnya, Bu Indri hanya tersenyum saja.

Sejenak, Rayhan seperti tersihir melihat senyum Indri. Lesung pipit yang muncul di kedua sisi pipinya menambah kecantikan dan keanggunan wajahnya. Jilbab berwarna kuning blewah tampak serasi dengan seragam kantoran yang dikenakannya.

Dari beberapa teman perempuan sekantor yang dikenal akrab oleh Rayhan, cuma dengan Indri dia membatasi pergaulannya. Entah mengapa, jika ada Indri saat Rayhan bersendau gurau dengan rekan-rekan sekantornya, lidahnya mendadak kelu. Humor-humor ringan yang biasanya dia obral tiba-tiba lenyap tak membekas.

Tanda-tanda jatuh cinta? Rayhan tak tahu. Sejak pertama kali diperkenalkan dengan Indri yang masuk menggantikan Bu Wulan 2 bulan lalu, Rayhan langsung merasa kagum dengan kepribadian Indri. Usianya masih muda, mungkin sepantaran dengan Rayhan. Cantik, lajang, anggun, dan pembawaannya pun tenang. Tidak ceplas-ceplos seperti Linda, atau centil seperti Mita.

Satu hal lagi yang membuat Rayhan segan dan membatasi diri terhadap Indri adalah statusnya sebagai Manager General Affairs. Meski posisi Rayhan kepala IT, dia masih kalah satu tingkat karena bagian IT masuk dalam departemen GA. Salah kata dan salah tingkah sedikit, bisa berabe akibatnya. Itu mengapa Rayhan tetap memanggilnya Bu Indri. Bukan dengan namanya langsung sebagaimana dia memanggil karyawan yang lain.

Bahkan Faisal yang terkenal sering menggoda staf perempuan di customer service dan marketing pun mati kutu jika ada Bu Indri. Tak berani banyak lagak dia. Jika Faisal menjuluki Tessa si Dewi Salju, untuk Bu Indri diberinya julukan Dewi Aurora.

"Pesonanya itu loh Ray, lembut berwarna-warni seperti cahaya aurora," kata Faisal tempo hari ketika Bu Indri mendatangi Rayhan di ruang IT. Tentu saja dia ngomong begitu setelah orangnya keluar ruangan.

"Sok tahu kamu. Kayak udah pernah melihat aurora langsung aja," timpal Rayhan sambil tertawa.

"Beneran Ray. Mau deh aku dipanggil menghadap di kantornya terus. Biar bisa menatap wajahnya lama-lama." Mata Faisal menerawang, seolah membayangkan dia sedang menatap wajah cantik Bu Indri.

"Ya sudah. Sering-sering aja kamu bolos kerja Sal. Biar dipanggil sama Bu Indri," kata Rayhan nyengir.

"Enak aja. Buru-buru dipanggil dan dinasehati, bisa-bisa aku langsung dapat SP3," kata Faisal tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun