Gonjang-ganjing siapa yang akan bertarung di ajang Pemilihan Presiden tahun 2019 nanti akhirnya terjawab. Kubu petahana secara mengejutkan memilih KH. Ma'ruf Amin untuk mendampingi Jokowi. Sementara kubu oposisi mendapuk Sandiaga Uno untuk bersanding dengan Prabowo Subianto.
Deklarasi calon presiden dan wakil presiden di kedua kubu itu pun mengakhiri berbagai spekulasi yang berkembang selama ini. Yang menarik, pilihan calon wakil presiden dari keduanya juga menghadirkan kejutan bagi publik.
Dari kubu petahana, langkah Jokowi yang memilih Ketua Umum MUI untuk mendampinginya memang sangat mengejutkan dan merupakan langkah yang tidak diperkirakan sebelumnya. Meski nama Ma'ruf Amin termasuk dalam 10 nama calon wakil presiden yang sudah dikantongi Jokowi, sedikit sekali yang menjagokan Rais Aam Syuriah PBNU ini bakal dipilih menjadi calon wakil presiden.Â
Bahkan ketika Jokowi menyebut cawapresnya berinisial "M", telunjuk publik sudah terlanjur mengarah pada sosok mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD. Meskipun inisial "M" juga dimiliki oleh tokoh-tokoh lain yang tergabung dalam koalisi pemerintah semisal Moeldoko atau Muhaimin Iskandar.
Nama Mahfud MD masih tetap di posisi teratas daftar cawapres Jokowi hingga detik-detik akhir menjelang deklarasi pada Kamis (09/08) malam.Â
Mahfud MD juga mengatakan dirinya sudah ditelpon langsung oleh Jokowi yang memintanya untuk menjadi cawapres pada Kamis pagi. Dirinya pun sudah menyiapkan kemeja putih yang sedianya akan dipakai saat deklarasi pada sore harinya.
"Ini panggilan sejarah ya, saya diminta untuk mendampingi dan saya cawapres," kata Mahfud.
Namun, tak ada angin tak ada hujan, menjelang pengumuman deklarasi pasangan capres-cawapres, Jokowi memilih KH. Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya. Mahfud MD yang sudah terlanjur datang pun akhirnya pulang lebih dahulu sebelum deklarasi disampaikan.
Banyak pengamat yang mengatakan dipilihnya KH. Ma'ruf Amin sebagai cawapres merupakan langkah taktis Jokowi untuk menepis isu SARA di ajang pilpres nanti.Â
Kubu petahana tidak ingin kasus pilgub DKI Jakarta terulang kembali. Saat itu, kubu petahana dari pasangan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat kalah karena pihak lawan dituding memainkan isu agama.Â
Terutama saat Ahok dituduh menista agama ketika berpidato di hadapan masyarakat kepulauan Seribu. Tak kurang, KH Ma'ruf Amin sendiri yang ikut menjadi saksi memberatkan bagi Ahok.