Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Hanya Emak Biasa

22 Desember 2018   21:09 Diperbarui: 22 Desember 2018   21:38 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu saat mendengar kata "emak" sering merasa lucu, aneh dan gimana gitu. Tapi sekarang saat sudah benar-benar menjadi ibu, kata "emak" itu membuat bangga dan beban yang terkandung di dalam kata itu terasa ringan. 

Apalagi sekarang sudah banyak "gengs emak-emak" alias grup ibu-ibu yang saling sharing tentang anak, masakan, suami, hobi, dan lain-lain. Aku sebagai emak pun tak mau kalah dengan yang lain, aku ikut beberapa grup emak-emak. Seru jadi emak dengan segala kerepotan dengan anak dan urusan yang lain, apalagi aku yang masih jadi emak dengan 1 anak kecil usianya 3 tahun kurang. Hmm... Heboh, apalagi aku termasuk orang yang kaku.

Saat menjadi emak, barang-barang untuk diri sendiri sudah tak penting lagi, yang dipikirkan adalah barang anak. Kalau belanja untuk diri sendiri merasa sayang dan harus hemat. Tapi kalau untuk anak, nggak ada kata hemat. Semua yang dibutuhkan anak harus dibeli, malahan yang nggak dibutuhkan juga dibeli.

Sebagai emak yang punya anak kecil dan juga bekerja, bukan hal yang mudah dilakukan. Karena harus membagi waktu, pemikiran, tenaga, perhatian dan lain sebagainya harus terbagi. Ditambah usia anak yang masuk 3 tahun itu sudah mulai ingin tahu, ingin mandiri tapi sebenarnya belum bisa. Jadi saat seperti ini si anak mulai "ngeyel". Yap, itu yang sedang terjadi pada Nadine. Butuh ekstra sabar, tapi sayangnya sabarku berkurang karena banyak hal yang aku urus. 

Beruntung si ayah mau bantu pegang Nadine saat aku sudah tak bisa menahan marah dan kesal pada Nadine. Aku berusaha untuk nggak marah sama Nadine, tapi tetap aja marah masih ada. Walaupun setelah marah berujung penyesalan karena sudah marah,berjanji dalam hati untuk nggak marah, tapi yang terjadi adalah siklus berulang. 

Kalau mau berangkat kerja, dari awal semua aman tapi pas giliran udah mau berangkat ada aja yang bikin lama. Misalnya yang minta mandiin, mau pup harus sama mama, mau ikut kerja jadi harus merayu dulu. Jurus-jurus dan negosiasi dilakukan supaya si anak mau tetap tinggal di rumah. Hal ini tentunya makan waktu dan alhasil jam berangkat jadi telat. 

Kalau sudah begini masuk kerja pun jadi telat. Ya kalau sudah begini terima nasib aja, walaupun di jalan rasanya udah ngos-ngosan dan berusaha nggak telat sampai tempat kerja, dapat teguran atau dimarahin karena telat. Dalam hati bersyukur aja masih sampai dengan selamat di tempat kerja dan bisa kerja hari itu. 

Aaahhh... Hal ini hampir selalu terjadi padaku. Tapi ya itu tadi, aku berusaha enjoy aja. Berusaha untuk menikmati semua yang ada. Karena kalau kata pak suami, lebih baik emosi kita naik turun karena tingkah anak yang sesuai perkembangannya (seperti keras kepala, sok tahu, manja) daripada melihat anak menangis karena sakit. 

Walau tetap ya sebagai emak biasa, aku sempat kesal dan rasanya ingin menjelaskan aku telat karena ada hal yang harus diselesaikan di rumah. Tapi.. aaahhh, buat apa? Namanya telat itu tidak disiplin, tak perlu untuk dimaklumi. Bagiku lebih baik dicap si tukang telat daripada nggak dianggap sama anak.

Selain menahan berbagai macam emosi, penampilan sudah tak pernah aku perhatikan lagi, terutama saat pergi sama Nadine. Pakai baju dan dandan yang ok kalau mau kerja. Tapi kalau sama Nadine, pakai kemeja, celana panjang, sepatu flat, dandan seadanya (bedak dan lipstik) yang kalau sudah siang, bedak dan lipstik itu hilang karena nggak ada touch up lagi. 

Kalau kerja isi tas bisa ada alat make up, buku, laptop. Kalau pergi sama Nadine isi tas perlengkapan Nadine semua mulai dari baju ganti, bedak Nadine, minyak telon, tisu kering, tisu basah, diapers, makanan dan minuman Nadine. Barangku hanya dompet, hp dan sisir (sisir aja seringnya lupa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun