Mohon tunggu...
P. Adi
P. Adi Mohon Tunggu... Pecinta teh dan kopi yang selalu mencari kesempatan untuk menjadikan hidupnya berkat bagi orang lain.

Penulis adalah suami dari seorang istri dan ayah dari dua orang putri. Berlatar belakang sebagai akademisi, penulis menemukan sukacita dalam membantu orang lain menemukan makna kehidupan mereka bersama Tuhan Yesus. Penulis berkomitmen kepada Tuhan Yesus untuk mengunggah tulisan yang bersumber dari kebenaran Firman Tuhan setiap minggu pada hari Senin pagi dan Kamis pagi. Melalui kanal ini, penulis ingin bersama-sama membangun kehidupan yang benar didalam Tuhan Yesus!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semak Duri Dalam Rupa Kekuatiran, Tipu Daya Kekayaan, dan Keinginan Lain

17 April 2025   05:00 Diperbarui: 3 Maret 2025   11:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Alkitab - TB
Sumber: Alkitab - TB

Bacaan kita merupakan penggalan dari kisah seorang penabur yang menaburkan benih. Benih yang ditaburkan itu ada yang jatuh di pinggir jalan, di tanah berbatu, di tengah semak duri, dan sebagian jatuh di tanah yang baik. Benih yang jatuh di tanah yang baik akan tumbuh dengan suburnya dan berbuah.

Pada renungan kali ini, saya sangat tertarik dengan benih yang jatuh di tengah semak duri. Benih itu sempat bertumbuh, tetapi bertumbuh pula semak duri disekitar nya. Semak duri itu makin besar dan menghimpit tanaman dari benih itu sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.

Dalam kesempatan setelahnya bersama dengan pengikut dan kedua belas murid Nya, Yesus membahas tentang perumpamaan ini. Mari kita simak apa yang Yesus katakan tentang benih yang jatuh ditengah semak duri ini.

Sumber: Alkitab - TB
Sumber: Alkitab - TB
Benih yang ditabur adalah benih Firman Tuhan. Disaat yang sama mulai bertumbuh pula tanaman lain berupa kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan-keinginan akan hal yang lain. Dalam perjalanannya, benih dan tanaman itu sama sama bertumbuh. Namun tanaman lain itu, kekuatiran-tipu daya kekayaan-keinginan lain, bertumbuh dengan cepat dan menghimpit pertumbuhan benih Firman Tuhan.

Manusia hidup dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa, sehingga kecenderungan manusia adalah berdosa. Sehingga benih kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain punya environment yang tepat untuk tumbuh subur dalam hati dan hidup kita.

Sumber: Alkitab - TB
Sumber: Alkitab - TB
Surat Paulus kepada jemaat di Galatia menyatakan bahwa kita hidup dibenarkan hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus bukan karena kesanggupan kita melakukan hukum taurat. Kita sanggup untuk hidup benar dengan mengandalkan kemampuan kita sendiri. Sebaliknya, hanya karena iman dalam Kristus Yesus saja kita dapat hidup dibenarkan.

Dengan demikian tanpa iman dalam Kristus Yesus, kita tidak berdaya menghadapi tanaman kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain. Oleh karena itu selalu akui keterbatasan kita dan nature berdosa kita dihadapan Tuhan, dan minta Tuhan memampukan kita untuk menghidupi benih Firman, kemudian secara sadar dan konsisten tidak membiarkan tanaman lain itu tumbuh besar dalam hati kita. Hanya Tuhan Yesus saja yang memampukan kita untuk bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan.

Semak Duri Dalam Rupa Kekuatiran, Tipu Daya Kekayaan dan Keinginan Dunia:
1. Tanpa iman dalam Kristus Yesus, kita tidak berdaya menghadapi kekuatiran, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain.
2. Akui keterbatasan kita dihadapan Tuhan, dan minta Tuhan memampukan kita untuk menghidupi benih Firman.
3. Secara sadar dan konsisten tidak membiarkan hati kita diisi oleh kekuatiran, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain.
4. Sebaliknya dengan tekun mengisi hidup kita dengan kebenaran Firman Tuhan.

=p.adi=

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun