Pada renungan kali ini, saya sangat tertarik dengan benih yang jatuh di tengah semak duri. Benih itu sempat bertumbuh, tetapi bertumbuh pula semak duri disekitar nya. Semak duri itu makin besar dan menghimpit tanaman dari benih itu sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.
Dalam kesempatan setelahnya bersama dengan pengikut dan kedua belas murid Nya, Yesus membahas tentang perumpamaan ini. Mari kita simak apa yang Yesus katakan tentang benih yang jatuh ditengah semak duri ini.
Benih yang ditabur adalah benih Firman Tuhan. Disaat yang sama mulai bertumbuh pula tanaman lain berupa kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan-keinginan akan hal yang lain. Dalam perjalanannya, benih dan tanaman itu sama sama bertumbuh. Namun tanaman lain itu, kekuatiran-tipu daya kekayaan-keinginan lain, bertumbuh dengan cepat dan menghimpit pertumbuhan benih Firman Tuhan.
Manusia hidup dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa, sehingga kecenderungan manusia adalah berdosa. Sehingga benih kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain punya environment yang tepat untuk tumbuh subur dalam hati dan hidup kita.
Surat Paulus kepada jemaat di Galatia menyatakan bahwa kita hidup dibenarkan hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus bukan karena kesanggupan kita melakukan hukum taurat. Kita sanggup untuk hidup benar dengan mengandalkan kemampuan kita sendiri. Sebaliknya, hanya karena iman dalam Kristus Yesus saja kita dapat hidup dibenarkan.
Dengan demikian tanpa iman dalam Kristus Yesus, kita tidak berdaya menghadapi tanaman kekuatiran dunia ini, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain. Oleh karena itu selalu akui keterbatasan kita dan nature berdosa kita dihadapan Tuhan, dan minta Tuhan memampukan kita untuk menghidupi benih Firman, kemudian secara sadar dan konsisten tidak membiarkan tanaman lain itu tumbuh besar dalam hati kita. Hanya Tuhan Yesus saja yang memampukan kita untuk bertumbuh dalam kebenaran Firman Tuhan.
Semak Duri Dalam Rupa Kekuatiran, Tipu Daya Kekayaan dan Keinginan Dunia:
1. Tanpa iman dalam Kristus Yesus, kita tidak berdaya menghadapi kekuatiran, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain.
2. Akui keterbatasan kita dihadapan Tuhan, dan minta Tuhan memampukan kita untuk menghidupi benih Firman.
3. Secara sadar dan konsisten tidak membiarkan hati kita diisi oleh kekuatiran, tipu daya kekayaan, dan keinginan lain.
4. Sebaliknya dengan tekun mengisi hidup kita dengan kebenaran Firman Tuhan.