Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi disegala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin maju dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.
Perkembangan yang semakin modern itu menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Ini yang menjadi strategi besar Presiden Jokowi.
Nah, persoalannya, dalam tataran menghadapi ancaman pandemi saat ini saja, kualitas pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap penyebaran dan penularan virus corona saja banyak yang tidak faham, menjurus ke cuek.
Kita bersama jelas sangat khawatir, bahaya mematikan akibat kelalaian masyarakat seperti kasus keagamaan di India bisa mengancam bangsa Indonesia.Â
Karena itu pemerintah harus lebih tegas tanpa kompromi untuk menutup celah rawan tradisi lebaran, sekali saja 'kendor' maka kita akan menangis bombay seperti India itu.Â
Ini sangat serius! Dilarang mudik mulai tgl 7 Mei. PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 387.383 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek pada akhir pekan kemarin selama 3 hari yaitu (30 April - 2 Mei) sebelum memasuki masa peniadaan mudik.Â
Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jakarta dari ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 181.026 kendaraan menuju arah Timur, 118.983 kendaraan menuju arah Barat, dan 87.374 kendaraan menuju arah Selatan.Â
Angka itu kumulatif arus lalu lintas dari beberapa Gerbang Tol (GT) Barrier/Utama, GT Cikupa (arah barat), GT Ciawi (arah selatan), GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip Utama (arah timur).Â
Terus weekend minggu lalu, pasar Tanah Abang penuh sesak, seratus ribuan dikabarkan belanja tradisi lebaran.Â
DKI dan 4 provinsi lainnya di Pulau Jawa harus siap menghadapi the worst condition. Kalau libur tahun baru kasus covid naik 98%, setelah lebaran, lihat indikasinya bisa-bisa naik sekian ratus persen (semoga ini salah).Â
DKI adalah barometer Indonesia, kalau jebol, ya rusaklah nama Indonesia. Mohon waspada pak Gub, caranya tetap perketat aturan masuk Jakarta dan naikkan tracing agar kita tahu pesebaran kasus.Â