Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sudah Diuji Kemanjurannya, Buat Apa Pilih Bayar Denda Vaksinasi?

14 Januari 2021   13:29 Diperbarui: 14 Januari 2021   18:37 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antaranya Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud (85) menerima suntikan vaksin Pfizer-BioNTech tanggal 9 Januari 2021 di kota Neom. 

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong (68), menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona (Covid-19) pada hari, Jumat (8/1). Ratu Inggris Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip menerima vaksinasi Covid-19 pada Sabtu (9/1). 

Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden telah menerima dosis pertama vaksin corona dari Pfizer-BioNTech pada Senin (21/12). Di tempat yang sama, Biden kembali menerima suntikan dosis kedua vaksin pada Senin (11/1). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima suntikan vaksin virus corona (Covid-19) pada Sabtu (19/12/2020) menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech di Sheba Medical Center. 

Efikasi dan Efisiensi Vaksin 

Setelah vaksin Covid-19 Sinovac diumumkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan boleh disuntikkan, disebutkan vaksin ini memiliki efikasi 65,3 persen terhadap virus corona. Selain Sinovac, Pfizer mengumumkan efikasi vaksinnya 95 persen dan Moderna 94 persen (hasil efikasi didapat setelah uji klinik tahap 3).

Ketua Program Studi Doktor Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, menjelaskan isitilah efikasi dan efektivitas vaksin. Menurut Zullies efikasi atau kemanjuran adalah kemampuan suatu vaksin dalam mencegah penyakit dalam keadaan ideal dan terkontrol, dengan membandingkan kelompok yang divaksin dengan kelompok tidak divaksin/placebo. 

Istilah efikasi menurutnya digunakan untuk menunjukkan hasil uji klinik suatu vaksin. Sedangkan istilah efektivitas mengacu pada seberapa baik kinerja vaksin di dunia nyata setelah digunakan oleh masyarakat . 

Sementara dr. Adam Prabata, (Phd Candidate in medical science Kobe University) menuliskan, semua vaksin yg terbukti pada uji klinis fase-3 memiliki efikasi sama atau lebih besar dari 50 persen layak mendapatkan ijin penggunaan darurat. 

Nilai efikasi Sinovac di Brasil 50 persen, di Indonesia 65,3 persen. Menurut Adam, vaksin tidak harus memiliki efektivitas dan efikasi yang tinggi, untuk bisa bermanfaat, vaksin influenza 'hanya' memiliki efektifitas 40-60 persen, namun bisa menyelamatkan nyawa setiap tahunnya. 

Adam mengartikan efikasi vaksin Sinovac 65 % (1):

Pengurangan resiko sebesar 65% untuk terjadinya covid-19 bergejala pada orang yang sudah divaksin Sinovac dibandingkan dengan orang yang belum divaksin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun