Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sudah Diuji Kemanjurannya, Buat Apa Pilih Bayar Denda Vaksinasi?

14 Januari 2021   13:29 Diperbarui: 14 Januari 2021   18:37 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Petugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (18/12/2020). (foto: ANTARA FOTO/JOJON via kompas.com)

Mungkin ada yang belum jelas mengapa hampir semua negara di dunia berusaha memvaksin rakyatnya dan bahkan menggratiskan, ini karena upaya menanggulangi corona virus covid 19 hanya dengan cara protkes 3M tidak mampu menetralisir penularan dan menghilangkan covid. 

Selama sekitar 11 bulan--satu tahun-- masyarakat dunia yang terinfeksi dan yg meninggal terus bertambah. Ada yang turun kemudian naik lagi, terkena gelombang kedua. Upaya memvaksin tujuan utamanya tercapainya herd immunity.

Daftar lima besar negara hingga 13 Januari 2021 yang warganya terinfeksi Covid dan jumlah yang meninggal ;

Amerika Serikat, 23.584.331 kasus, 393.430 meninggal.
India, 10.512.573 kasus, 151.758 meninggal.
Brasil, 8.256.536 kasus, 205.964 meninggal.
Rusia, 3.471.053 kasus, 63.370 meninggal.
Inggris, 3.211.576 kasus, 84.767 meninggal. 

Sementara posisi Indonesia pada urutan 20 dunia, tercatat pada 13/1/2021, total kasus 858.043, kasus baru +11.278, meninggal total 24.951, meninggal (24 jam) 306, sembuh total 703.464. 

Herd Immunity

Pengertian herd immunity dalam bahasa Indonesia adalah "kekebalan kelompok" yaitu suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular (saat ini corona virus) yang terjadi ketika sebagianbesar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi, sehingga individu yang tidak kebal ikut terlindungi. 

Dalam populasi yang sebagian besar individunya memiliki kekebalan (mereka ini tidak mungkin berkontribusi pada penularan penyakit), rantai infeksi kemungkinan besar terganggu sehingga penyebaran penyakit akan terhenti atau terhambat. 

Semakin besar proporsi individu yang kebal dalam suatu populasi, semakin kecil kemungkinan individu yang tidak kebal akan bersentuhan dengan individu yang terinfeksi. 

Hal ini akan membantu melindungi individu yang tidak kebal dari infeksi. Oleh karena itu negara-negara di dunia termasuk Indonesia berusaha mendapatkan vaksin untuk rakyatnya, agar tercapai kekebalan kelompok. 

Karena masih adanya simpang siur informasi yang meragukan vaksin, beberapa pimpinan nasional negara memberi contoh divaksin perdana. Selain Presiden Jokowi yang disuntik vaksin Sinovac (13 Januari 2021), beberapa Kepala negara/pemerintahan juga disuntik perdana.

Di antaranya Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud (85) menerima suntikan vaksin Pfizer-BioNTech tanggal 9 Januari 2021 di kota Neom. 

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong (68), menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona (Covid-19) pada hari, Jumat (8/1). Ratu Inggris Elizabeth II dan suaminya Pangeran Philip menerima vaksinasi Covid-19 pada Sabtu (9/1). 

Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden telah menerima dosis pertama vaksin corona dari Pfizer-BioNTech pada Senin (21/12). Di tempat yang sama, Biden kembali menerima suntikan dosis kedua vaksin pada Senin (11/1). Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima suntikan vaksin virus corona (Covid-19) pada Sabtu (19/12/2020) menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech di Sheba Medical Center. 

Efikasi dan Efisiensi Vaksin 

Setelah vaksin Covid-19 Sinovac diumumkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan boleh disuntikkan, disebutkan vaksin ini memiliki efikasi 65,3 persen terhadap virus corona. Selain Sinovac, Pfizer mengumumkan efikasi vaksinnya 95 persen dan Moderna 94 persen (hasil efikasi didapat setelah uji klinik tahap 3).

Ketua Program Studi Doktor Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt, menjelaskan isitilah efikasi dan efektivitas vaksin. Menurut Zullies efikasi atau kemanjuran adalah kemampuan suatu vaksin dalam mencegah penyakit dalam keadaan ideal dan terkontrol, dengan membandingkan kelompok yang divaksin dengan kelompok tidak divaksin/placebo. 

Istilah efikasi menurutnya digunakan untuk menunjukkan hasil uji klinik suatu vaksin. Sedangkan istilah efektivitas mengacu pada seberapa baik kinerja vaksin di dunia nyata setelah digunakan oleh masyarakat . 

Sementara dr. Adam Prabata, (Phd Candidate in medical science Kobe University) menuliskan, semua vaksin yg terbukti pada uji klinis fase-3 memiliki efikasi sama atau lebih besar dari 50 persen layak mendapatkan ijin penggunaan darurat. 

Nilai efikasi Sinovac di Brasil 50 persen, di Indonesia 65,3 persen. Menurut Adam, vaksin tidak harus memiliki efektivitas dan efikasi yang tinggi, untuk bisa bermanfaat, vaksin influenza 'hanya' memiliki efektifitas 40-60 persen, namun bisa menyelamatkan nyawa setiap tahunnya. 

Adam mengartikan efikasi vaksin Sinovac 65 % (1):

Pengurangan resiko sebesar 65% untuk terjadinya covid-19 bergejala pada orang yang sudah divaksin Sinovac dibandingkan dengan orang yang belum divaksin. 

ATAU, penurunan kasus Covid-19 bergejala sebesar 65% dari jumlah kasus yang diperkirakanakan terjadi bila tidak diberikan vaksin Sinovac. 

Mengartikan Efikasi Vaksin (2):

Efikasi vaksin 95% (Orang yg divaksin memiliki resiko 20 lebih rendah untuk mengalami Covid-19 bergejala dibandingkan yang tidak divaksin). Efikasi 90% (resiko 10 lebih rendah), E 80% (R 5), E 70% (R 3,3), E 65% (R 2,86%), E 50% (R 2) 

Berapa jumlah orang yang perlu divaksin covid 19 untuk tercapainya Herd Immunity ? Disampaikan oleh Adam Prabrata, untuk efikasi vaksin 95%, (presentase jumlah penduduk yang perlu di vaksin 63%), untuk efikasi 90% (66%), untuk efikasi 80% (75%), untuk efikasi 70% (86%), untuk efikasi 60% (100%), efikasi 50% (herd immunity tidak dapat tercapai). 

Pembelian Vaksin Covid-19 

Dalam rapat kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (12/1), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan pemerintah sudah memiliki kontrak yang pasti untuk membeli sekitar 270 juta dosis dari kebutuhan 426 juta dosis vaksin Covid-19. 

Dia menambahkan pemerintah sedang dalam tahap finalisasi kontrak dengan Pfizer-BioNtech untuk melengkapi kontrak pembelian vaksin Covid-19 menjadi 329.504.000 dosis. 

Kesimpulan 

Melihat pertambahan ekstrem penularan di Indonesia serta keterbatasan petugas kesehatan serta rumah sakit rujukan, serta tidak disiplinnya masyarakat, kita semua harus mendukung program pemerintah dalam kegiatan vaksinasi covid-19. 

Memang selama ini ada yang sembuh karena imunitasnya kuat, tetapi melihat jumlah yang terpapar dan yang meninggal terus naik, bahkan terus berlipat, jelas kita sudah masuk "red code". Target pembelian 426 juta vaksin bila tercapai, berarti akan ada 210 juta penduduk yang akan divaksin, karena tiap orang harus dua kali disuntik. 

Kesediaan Presiden, Panglima TNI, Kapolri, Menkes, pejabat pemerintah serta tokoh-tokoh lainnya divaksin perdana patut kita hargai, sebagai bukti vaksin ini kita harapkan sebagai jalan keluar, insya Allah. Bagi yang tidak setuju, pemerintah benar, harus ada resiko paksa atau denda karena ini untuk kepentingan bersama. 

Jangan kita angkuh menangani mahluk Allah yang tidak kasat mata ini, kita sedang diuji. Bagi yang arogan dan nyinyir, siap-siap, "Resiko Tanggung Penumpang", bukan dari manusia, tetapi dari Yang Maha Kuasa dan mengijinkan SARS-CoV-2 bertebaran di dunia yang fana ini. 

Sebagai penutup, mari kita berdoa dan bersatu semoga Allah, melindungi bangsa Indonesia, dan "memberikan tambahan nikmat panjang umur," kepada kita semua, Aamiin Ya Rabbal Alamin. Semoga bermanfaat, Pray Old Soldier. 

Catatan : Tetap tabah dan teguh Pak Jokowi, "Kakerlak kresek-kresek, Kafilah tetap berlalu".

By: Marsda TNI (Pur) Prayitno Wongsodidjojo Ramelan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun