Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sinyal Jokowi dan Biden Atasi Pelanggaran HAM

16 Desember 2020   08:20 Diperbarui: 16 Desember 2020   08:23 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mencari keadilan HAM. (sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Pemenang pilpres 2020 Amerika, Joe Biden bergerak cepat untuk menyelesaikan pemerintahannya dan memilih anggota kabinetnya yang akan datang meskipun Trump terus berupaya menolak hasil pemilihan dan mempersulit masa transisi.

Kemenangannya dalam pemilihan presiden dikukuhkan oleh electoral college Amerika Serikat pada hari Senin (14/12). Biden meraih 306 suara electoral college, dibandingkan 232 suara untuk Trump, demikian dilaporkan Associated Press. 

Walau Joe Biden baru akan dilantik pada tanggal 20 Januari 2020 dan Donald Trump yang kalah masih di ruang oval, kita sebaiknya fokus dan realistis melihat bagaimana memperkirakan akan kemana AS untuk empat tahun ke depan dibawah Joe Biden.

Presiden Jokowi pernah bertemu dengan Joe Biden saat masih manjabat sebagai Wakil Presiden di kediamannya Washington DC, AS, pada 27 Oktober 2015. 

Presiden Jokowi mengucapkan selamat atas terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46 bersama dengan Wakil Presiden Kamala Harris. Dalam unggahan di akun sosial Instagramnya, Jokowi mengatakan kemenangan Biden dan Harris akan merefleksikan harapan tentang sebuah demokrasi.

Arah Kebijakan Presiden Terpilih Joe Biden

Biden berjanji untuk bekerja sama dengan banyak negara. mengarahkan Amerika Serikat menjauh dari langkah nasionalisme unilateralis yang dilakukan oleh Trump. Dikatakan Biden akan "meninggalkan pemikiran lama dan kebiasaan yang tidak berubah" dalam pendekatannya terhadap hubungan luar negeri.

Para pemerhati menilai pengaruh AS di luar negeri selama pemerintahan Trump telah memudar karena kebijakannya menarik diri dari berbagai kesepakatan, dan otoritas moral Amerika di dalam negeri dikatakan telah dirusak oleh kekacauan kasus rasial serta pukulan berat dari corona virus covid-19 yang dilaporkan pada tanggal 14 Desember 2020, kasus terinfeksi 16,698,936 orang dan sebanyak 306,154 jiwa meninggal dunia.

Pada saat kampanye pilpres, Biden menyatakan pada hari Selasa (25/8/2020) bahwa penindasan pemerintah China terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya di wilayah barat laut Xinjiang adalah "genosida," dan disebutnya Joe Biden "menentangnya dengan cara yang paling keras." Masalah Genosida adalah kejahatan serius menurut hukum internasional dan dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berat.

Presiden Jokowi Berbicara HAM, Sebuah Sinyal?

Pada saat membuka rapat kerja Kejaksaan di Istana Negara, Senin (14/12/2020), Presiden Jokowi mengingatkan Kejaksaan Agung agar memegang komitmen untuk menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun