Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Haru-biru Penyelamatan Letjen Sutopo Juwono di Ambon

24 Juli 2020   14:46 Diperbarui: 24 Juli 2020   14:57 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pasca-kerusuhan di Ambon. (Foto: KOMPAS/Yunas Santhani Azis)

Kepada para dokter, Pray jelaskan kasus dan kondisi, serta tindakan emergency yang telah dikerjakam, mereka memberi oxygen yang dibawa. Beruntung oxygen pesawat masih diatas batas minimal, Alhamdullah, kalau tidak bisa muncul masalah baru.

Para dokter mengambil alih tugas Pray yang baju seragam sudah basah kuyup keringatan, karena sebelumnya mengerjakan pertolongan hanya sendiri, badan beliau agak gemuk, lumayan berat ditahan supaya tidak jatuh. Alhamdulillah, beliau bisa selamat tertolong.

Keheranan Pray kenapa tadi tidak ada yang membantu, akhirnya terjawab. Begitu tugas diambil alih para dokter, ada staf beliau mengucapkan "Waduh, terima kasih banyak ya Dok, hebat". 

Pray kaget, "Waduuh, maaf Pak saya bukan dokter"... Beliau dan rombongan terkejut, "Waaah, kita semua tadi berfikir Kapten ini dokter, karena mampu melakukan tindakan emergency penyelamatan", kata beliau yang ternyata seorang Jenderal. 

Pengambilan keputusan Pray saat itu selain refleks juga melihat nyawa beliau sebagai tamu VIP terancam, nafasnya tercekik dan tidak ada seorangpun yang bereaksi. 

Saat itu jadi ingat pelajaran saat pendidikan Komando, diajari membantu team dalam keadaan emergency kalau tertembak misalnya, perintah pelatih bantu teman walau di hujan peluru. Jadi sepertinya bila tidak segera ditolong saat itu jelas bisa fatal.

Setelah beliau tertangani oleh team dokter, Pray disalami para pejabat. Setelah semua selesai baru berfikir kalau sampai kenapa2 itu tanggung jawab dipundak Kapten nekat ini ini, bagi bawahan biasa menyebutnya sebagai resiko jabatan. Kasus terjadi di wilayah Lanud, tanggungjawab sebagai perwira intel pengamanan. Pray mengucap syukur kepada Allah, Alhamdulillah tindakan emergency sukses.

Ternyata instink intelijen pengamanan itu kemudian menjadi berkah tak terduga, dapat hadiah penghargaan dari Aspam Kasau, saat itu Marsda Sukotjo (Alm), mungkin staf Lemhannas menghubungi Mabesau, karena setelah itu Pray disekolahkan Sekkau dan dapat kenaikan pangkat luar biasa jadi Mayor walau belum menduduki jabatan baru. 

Kembali ke Ambon dan pindah ke Biak sbg Perwira Kontra Subversi Kodau VII. Setelah 1,5 tahun pindah ditugaskan ke AAU Jogja (kotanya Uti) dan Alhamdulillah, terus lancar berkarier, mendapat barokah Allah pensiun dengan pangkat bintang dua, Alhamdulillah.

Itulah, pengalaman berkesan saat pangkat Kapten, membantu menyelamatkan nyawa seorang Jenderal, memberi instruksi mengatur nafas dan memukul punggung Gubernur Lemhannas (kalau diingat seraam juga). Mungkin terlatih, harus mengambil keputusan di saat kritis.

Pak Sutopo Juwono yang asli intelijen cukup lama menjabat sebagai Kepala Bakin (BIN), sebagai purnawirawan perwira intelijen Pray mendoakan dengan tulus, semoga almarhum diampuni segala kesalahan dan dosa2nya, semoga husnul khotimah, dan dimasukkan ke dalam Surga, Aamiin Ya Rabb. Salam, Pray Old Soldier.

Penulis: Marsda TNI Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun