Mohon tunggu...
Prawira Tama
Prawira Tama Mohon Tunggu... Insinyur - Pembaca

Prawira Tama, lahir di Lumajang dan hidup secara nomad di beberapa kota. Pernah terlibat dalam beberapa penulisan buku bersama. Buku (solo) kumpulan puisinya akan terbit segera.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Belum Selesai Kubaca dalam Puisiku yang Belum Selesai Kutulis

12 September 2020   10:45 Diperbarui: 12 September 2020   10:43 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   : Sya

Aku membuka pintu, terik di luar sana
tapi kau datang dengan hujan--menderas.
Kuharap itu bukan lara.

Kursi-meja kutata,
bersiap ada secarik kisah di atasnya.
"Aku di sini saja," katamu bersikap;
duduk di antara dua daun pintu
seraya memandang langit
dengan sedikit awan di hari itu.

Pena mulai terangkat
menumpahkan tanya dari kepalaku;
membaca tiap rinai dari matamu,
dan menerka berapa lama kau di situ.

Aku menulis kata sembari menunggu bicaramu,
berharap kata-kataku akan menyusun puisi.
Namun berulang kali kutulis kata,
mereka melompat keluar dari kertas;
berlari menghampirimu.
Kupikir mereka sedang terpesona,
atau mungkin ada hal lain
--sesuatu yang selalu gagal kutuliskan.

Langit perlahan menjingga,
tanda malam akan datang seperti kemarin.
Aku ingin melihat purnama nanti
meski sudah pernah berkali-kali.
Paras purnama itu adalah cara terakhir
merayu kembali kata-kata
yang terlanjur lepas dari kendaliku.

Di sudut meja aku termenung
bersama pena, kertas, dan ditinggalkan kata-kata.
Tidak ada yang benar-benar tertulis dalam puisi.
Tidak ada yang benar-benar selesai kubaca darimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun