Mohon tunggu...
Pratiwi Siregar
Pratiwi Siregar Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Fisika Universitas Indraprasta PGRI 2018

Indonesia People

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ini 5 Sumber Energi Alternatif yang Dapat Dikembangkan di Indonesia

17 Mei 2020   17:25 Diperbarui: 11 Agustus 2021   02:42 6997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Screen capture dari http://youtube.com/PIexSLEbbNs

Listrik memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, terlebih banyaknya sarana penunjang kehidupan yang mengandalkan energi listrik, seperti sarana penerangan, sumber daya alat komunikasi, sumber daya penggerak mesin-mesin dipabrik, dsb. Melihat contoh tersebut sudah membuktikan peranan listrik bagi aspek pendidikan, sosial, ekonomi, dan masih banyak lagi. Tanpa adanya listrik di suatu wilayah akan membuat terhambatnya pergerakan ekonomi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.

Sayangnya masih ada wilayah di Indonesia yang belum bisa menikmati manfaat listrik. Hal ini dibuktikan dengan rasio elektrifikasi Indonesia tahun 2019 yang baru mencapai angka 98,89% [1]. Artinya, dari total penduduk Indonesia hanya 98,89% yang sudah menikmati listrik dan ada 1,11% penduduk yang belum dapat menikmati listrik. Presentase tersebut memang tampaknya sedikit, namun ini setara dengan kurang lebih 2,96 juta penduduk.

Masalah bukan hanya ada pada rasio elektrifikasi. Tercatat 61% listrik yang diproduksi PLN masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga batubara [2]. Kelemahan penggunaan batubara adalah polusi yang dihasilkan dari hasil pembakaran tidak sempurna akan menambah polutan di udara. Selain itu batubara adalah sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui.

Maka dari itu menjadi hal yang mendesak untuk segera mengembangkan sumber daya alternatif dengan skala yang besar dan pengelolaan yang lebih serius. Indonesia merupakan negara kepulauan yang diberkahi sumber daya alam melimpah oleh Tuhan YME. Sangat banyak  SDA alternatif yang dapat dikembangkan, berikut diantaranya :

1. Banyu / Angin

Terdapat beberapa wilayah di Indonesia yang sesuai untuk di bangun pembangkit listrik tenaga banyu (PLTB), diantaranya Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan NTT. Sejak 2018 Indonesia telah memiliki PLTB Sidrap 1 dengan kapasitas 75 MW. PLTB pertama di Indonesia ini berlokasi di kabupaten sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan [3]. Kedepannya perlu dibuat sejumlah PLTB lainnya dengan kapasitas lebih besar untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.  

2. Matahari

Indonesia terletak di wilayah tropis sehingga tersinari matahari hampir sepanjang tahun, bahkan pada musim hujan sekalipun. Sudah semestinya menjadi pertimbangan pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berskala besar. Kekurangan pada PLTS adalah tingkat efisiensi listrik yang dihasilkan terbilang rendah, hanya 20-30%. Namun apabila dibangun pada lokasi yang strategis, tenaga listrik yang dihasilkan juga pasti besar.

3. Gelombang Laut

Pembangkit listrik tenaga gelombang laut / ombak (PLTGL / PLTO) menjadi cukup populer pada abad 21 di sejumlah negara eropa dan asia-pasifik. Sudah semestinya pemerintah Indonesia mempertimbangkan potensi gelombang laut di Indonesia yang cukup besar, khususnya di pesisir selatan Jawa untuk dijadikan sumber energi alternatif. Infrastruktur dan proses pembangunannya memang menjadi kendala tersendiri, namun dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, kendala tersebut pasti dapat ditangani. Indonesia dapat belajar dan bekerjasama dengan negara-negara yang telah berhasil membangun PLTO seperti Kanada, Jepang, China, Australia, dan beberapa negara eropa.

4. Panas Bumi

Potensi sumber energi panas bumi di Indonesia sangat besar karena terdapat banyak gunung api. Hal ini dapat terjadi karena wilayah Indonesia termasuk dalam lingkaran cincin api pasifik. Selain itu posisi Indonesia yang dilalui jalur pertemuan 3 lempeng tektonik benua (Lempeng Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia) juga berkontribusi dalam melimpahnya sumber energi panas bumi. Indonesia memang telah memiliki sejumlah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas besar, diantaranya PLTP Sarulla (Sinabung, Sumut, 330 MW), PLTP Salak (Cibereum, Jabar, 377 MW), dan Darajat (Kamojang-Darajat, Jabar, 270 MW) [4]. Namun kedepannya perlu ditingkatkan lagi jumlah unit dan kapasitasnya.

5. Nuklir

Nuklir merupakan sumber energi yang memiliki tingkat efisiensi tertinggi dan menghasilkan energi besar. Dengan kebutuhan energi listrik di Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun, bukankah sudah saatnya Indonesia mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) ?

Limbah nuklir yang bocor memang dapat menjadi masalah sangat serius bagi lingkungan yang dicemarinya, namun bukan berarti tidak dapat diantisipasi. Indonesia semestinya menjadikan insiden Chernobyl (Rusia, 1986) dan Fukushima (Jepang, 2011) sebagai pelajaran agar dapat mengelola PLTN dengan lebih baik. Dari kedua insiden tersebut kita dapat mempelajari apa yang terjadi, apa yang keliru, dan bagaimana penanganan yang seharusnya dilakukan. Bukan justru dibayangi ketakutan apabila kejadian serupa terjadi di Indonesia sehingga kita enggan mengambil keputusan. Anekdot "negara maju saja bisa lalai, apalagi Indonesia" harus dibuang jauh-jauh.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mencatat total sumber daya uranium Indonesia mencapai 81.090 Ton dan thorium mencapai 140.411 Ton [5]. Sudah saatnya sumber daya tersebut digunakan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, melalui pembangunan PLTN.

Referensi : 1 2 3

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun