Jika kita memperhatikan perkembangan poliltik lokal, sangat banyak yang menarik.Dengan alasan ingin membangun Jakarta Ambisi disimpan rapi dibalik kata kata sakti " panggilan negeri" sehingga tak kuasa menolak.
Ada ambisinya disampaikan secara santun dan tampak tidak menyerang pihak pihak lain ada pula yang dendam kesumat sehingga begitu dapat saluran bicara langsung menyerah pihak pihak lain.
Ada mantan menteri belum mendapat dukungan partai sudah berani sesumbar bahwa dialah orang yang paling pantas memimpin Jakarta.Dengan jualan bahwa jakarta sudah bosan dengan gubernur PETAHANA , menteri pemuda ini melakukan gerakan gerakan politiknya. Sayang upaya mengumpulkan tandatangan tidak berhasil dan tak satu partaimun melirik dia...kata orang Jawa  mantan menteri ini GEDE ROSO.....dia merasa bisa tapi  belum bisa merasa. Terakhir tampak di TV sedang sowan ke Megawati sebagai ka kwarnas gerakan pramuka.
Ada juga mantan menteri yang pakar hukum tata negara yang sangat apik mengemas ambisi berkuasanya dengan alasan banyak banyak rakyat Jakarta yang jadi korban kesewenang wenangan gubernur DKI ,jadi korban  penggusuran. Dengan ponggahnya mantan menteri ini membela rakyat yang tergusur akibat pembebasan lahan untuk menanggulangi banjir di banjir kanal timur.
Dengan jurus dewa mabuk mantan menteri ini terus saja menyerang kebijakan pemda yg membebaskan pasar ikan luar batang yang dikuasai oleh oknum oknum tertantu. Sayang sekali sampai batas akhir pendaftaran tak ada satu partaipun yang memilihnya.
Yang nggak mau kalah mengejar ambisinya adalah ekonom gaek mantan menteri di era Gusdur dan baru saja diganti oleh Jokowi akibat hanya membuat gaduh di kabinet kerja, mantan menteri 2 kali ini dengan bangga mengkalim bahwa dia didukung oleh rakyat Jakarta untuk menggusur konglomerat yang membuat sengsara rakyat Jakarta. SUNGGUH ironis saat jadi menteri tidak berhasil berani bilang paling mampu mengelola Jakarta. Mantan menteri yang terkenal vokal saat jadi pengamat ternyata tak berkutik ketika menjabat menko, kerjanya malah mengkritik menteri lain. BAGAIMANA kalau memimpin Jakarta ya?
Gerakan Indonesia mengajar pernah begitu menarik perhatian masyarakat, gerakan itu sempat membawa pendirinya menjadi meteri. Gerakan yang mengajak para sarjana untuk mengabdi di daerah terpencil. Setelah jadi menteri justru pendiri gerakan ini bak tenggelam ditelan bumi, tidak banyak gebrakan di departemen yang mengurus pendidikan. Masyarakat baru terkaget setelah menteri ini di copot Jokowi.Dibalik kesantunannya bicara mantan menteri ini ternyata tergiur juga dengan tawaran jadi Gubernur DKI.
Dibalik alasan alasan yang disampaikan oleh para mantan menteri yang ikut kontestasi pilkada DKI sulit rasanya untuk mengatakan tidak ada unsur ambisi berkuasa, coba saja perhatikan jabatan Menteri adalah jabatan tertinggi si Republik ini. Jika ada mantan menteri ingin jadi gubernur maka jelas sebabnya yaitu ambisi berkuasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI