Mohon tunggu...
Prama Ramadani Putranto
Prama Ramadani Putranto Mohon Tunggu... Guru - Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

PSBB Diberlakukan Omzet Menurun Tajam

18 Januari 2021   05:44 Diperbarui: 18 Januari 2021   05:45 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omzet Usaha Menurun Akibat Terdampak Pandemi dan Pemberlakuan PSBB Sehingga Jam Operasional Harus Dibatasi - Sumber : kompas.com

Semakin tinggi angka persebaran covid19 di Indonesia maka pemerintah pun mengeluarkan kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pembatasan Kegiatan Masyarakat kembali. Kebijakan tersebut sangat berdampak pada perputaran perekonomian masyarakat. Kebijakan itu pun harus diberlakukan kembali demi kesehatan masyarakat serta keselamatan jiwa bersama mengingat angka persebaran covid19 nyatanya semakin meningkat. Perlu adanya kontrol agar dapat sesegera mungkin untuk memutus mata rantai persebaran covid19 sehingga dapat menyudahi pandemi ini.

Kebijakan PSBB sungguh sangat berdampak pada perekonomian. Perputaran ekonomi tidak dapat berjalan mulus seperti biasanya. Sebagai contoh saja dengan pemberlakuan PSBB maka warung-warung makan dibatasi jam operasionalnya, khususnya pada malam hari. Hal itu jelas memberikan dampak negatif bagi penjual.

Orang-orang enggan untuk keluar rumah karena PSBB dan lebih memilih untuk memasak di rumah saja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Ditambah lagi waktu yang semakin singkat untuk berjualan dan harus patuh terhadap aturan demi kebaikan bersama. Biasanya pukul 19.00 WIB pemilik warung makan diminta untuk segera menutup warungnya. Atas hal tersebut maka berdampak pula terhadap omzet yang di dapat. Pemberlakuan PSBB membuat omzet menurun tajam.

Teringat jelas ketika di masa-masa awal pandemi tahun lalu. Di mana saat itu semua orang merasa ketakutan dan khawatir tingkat tinggi sehingga benar-benar membatasj aktivitas di luar rumah. Begitu pula dengan orang-orang yang kesehariannya berjualan makanan, mau tidak mau harus menutup warung makan miliknya. Tidak ada pemasukan dan perekonomian keluarga terguncang. Hanya dapat berpikir bagaimana untuk bertahan hidup saja.

Lalu di era kenormalan baru, mereka pun berusaha bangkit di tengah keterpurukan. Perlahan membuka kembali usahanya dengan mematuhi protokol kesehatan yang merata bagi para pengunjung warung makan. Pelan-pelan perekonomian pulih kembali. Hal itu berjalan cukup lama hingga pada akhirnya pemerintah memberlakukan PSBB kembali akibat meningkatnya angka persebaran covid19 dan mengakibatkan omzet terjun bebas kembali.

Bisa dilihat bersama pukul 19.00 WIB kebanyak warung makan sudah terlihat tutup. Suasana sangat sepi tidak seperti biasanya. Suara kompor gas yang biasanya ramai sudah tak terdengar kembali. Tak ada lagi kehidupan semua kembali ke rumah masing-masing demi menjaga diri.

Tak ada lagi orang membawa piring atau gelas dan mengantarnya pada pengunjung warung yang telah memesan makanan. Semua serba dibatasi dan jelas hal tersebut sangat berdampak. 

Tak jarang pula ditemukan keributan-keributan antara pemilik warung makan dengan petugas yang menghimbau untuk segera menutup warung makannya karena sudah melebihi waktu atau jam operasional yang diperbolehkan oleh pemerintah setempat. Sebenarnya miris melihat peristiwa tersebut.Di satu sisi seorang petugas harus melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan tentunya demi kebaikan bersama namun di sisi lain seorang pemilik warung yang jelas terhimpit perekonomian akibat terdampak pandemi dan pemberlakuan PSBB harus tetap bertahan hidup demi keluarganya di rumah. Hal tersebut haruslah disikapi dengan bijaksana agar tidak timbul gesekan-gesekan kembali di lapangan.

Semua berharap pandemi segera usai dan perekonomian kembali normal. Semua berharap dan terus berikhtiar untuk saling menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa bersama demi memutus mata rantai persebaran covid19. Semoga bumi lekas sembuh. (prp)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun