Mohon tunggu...
Frida Pramadipta
Frida Pramadipta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Dengan menulis bisa membuka cakrawala berpikir😊

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ande-Ande Lumut

24 November 2020   11:25 Diperbarui: 24 November 2020   11:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diketahui nama nenek tersebut adalah mbok Randa yang tinggal sebatang kara dike Desa Dadapan yang berada di dekat Sungai Bengawan Solo, Lamongan.Pangeran Panji Asmarabangun berkenan untuk tinggal bersama mbok Randa, meski demikian Pangeran Panji Asmarabangun tidak pernah mengungkapkan identitas aslinya sebagai Pengeran Kerajaan Jenggala, melainkan dari Pangeran dari pulau sebrang nan jauh.Ia mengenalkan diri sebagai Ande Ande Lumut.. Sang Pangeran harus menjalankan misi rahasia tersebut dengan penuh kehati-hatian agar rencana cerdiknya terlaksana dengan baik.

****

Sementara itu, Dewi Sekartaji berhasil melepaskan diri dari sekapan orang-orang suruhan Ibu Tirinya. Ia berjalan tanpa arah, tersesat di hutan karena keberadaannya jauh dari perkampungan penduduk.  Berhari-hari hidupnya terlunta-lunta. Pakaiannya menjadi lusuh dan compang-camping. 

Langkahnya terhenti di depan sebuah rumah sederhana berdinding kayu. Ternyata disana tinggal seorang janda dengan ketiga putrinya bernama  Kleting Abang, Kleting Ijo dan Kleting Biru. 

Sang Janda mempersilahkan perempuan muda tersebut memasuki rumahnya untuk menjadi bagian dari keluarganya dengan merubah namanya menjadi Kleting Kuning. Kebahagiaan Kleting Kuning tidak bertahan lama, sifat asli keluarga tersebut muncul seiring berjalannya waktu. Kian hari sikap mereka semakin semena-mena terhadap Kleting Kuning. 

Ia diperlakukan selayaknya budak yang harus tunduk dan patuh dengan perintah yang dilayangkan kepadanya. Mau tidak mau, meski penuh dengan penderitaan Kleting Kuning harus menjalaninya sembari memikirkan cara untuk mencari keberadaan calon suaminya, Pangeran Panji Asmarabangun yang ia dengar juga sedang mencari keberadaannya.


"Hei Kleting Kuning! Kamu hidup hanya untuk melamun? hari sudah semakin siang tidak ada satu makanan pun di atas meja. Kamu ingin kami semua mati kelaparan, hah!." Matanya membelalak, perkataan Kleting Biru menusuk perih hingga ke ulu hati, membuyarkan lamunan Kleting Kuning yang duduk termenung di depan tungku api.

"A..ampun Kleting Biru, sejak kemarin Ibunda tidak memberikan uang untukku berbelanja, jadi..." Jawab Kleting Kuning terbata-bata.

"Saya tidak peduli. Cepat pergi ke pasar!" Kleting Biru menyentak dengan suara parau. Cipratan ludah berlompatan dari bibirnya mengenai wajah ayu Kleting Kuning.

"Ba..baiklah saya pergi." Meninggalkan Kleting Biru  dengan tergopoh-gopoh.

"Si bodoh itu benar-benar..,"Geram Kleting Biru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun