Mohon tunggu...
Frida Pramadipta
Frida Pramadipta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Dengan menulis bisa membuka cakrawala berpikir😊

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ande-Ande Lumut

24 November 2020   11:25 Diperbarui: 24 November 2020   11:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada zaman dahulu kala, di tanah Jawa bagian timur berdirilah sebuah kerajaan besar bernama kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Raja Airlangga. Namun, untuk mencegah terjadinya perang saudara, kerajaan Kahuripan dipecah menjadi dua  kerajaan kembar, yaitu Kerajaan Jenggala yang dipimpin oleh Raja Jayengnegara dan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Jayengrana. 

Semakin hari, Raja Airlangga  semakin tua dan sakit-sakitan. Merasa dirinya akan meninggalkan dunia tak lama lagi, beliau memiliki wasiat agar dua kerajaan kembar tersebut kembali bersatu seperti sedia kala. 

Dengan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya kedua kerajaan tersebut sepakat untuk bersatu dengan cara menikahkan menikahkan Raden Panji Asmarabangun, pangeran dari Kerajaan Jenggala dengan putri yang sangat cantik Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri.

Namun, rencana perjodohan ini tidak berjalan mulus karena Ibu Tiri Dewi Sekartaji lebih menginginkan putri kandungnya, Intan Sari yang menikah dengan pangeran Panji Asmarabangun agar menjadi Ratu Jenggala. 

Tak habis akal, Ibu Tiri Dewi Sekartaji telah merencanakan untuk menyingkirkan putri tirinya tersebut ke Kediri. Dewi Sekartaji diculik paksa dan disembunyikan di sebuah desa terpencil.

Maka tatkala Raden Panji Asmarabangun datang ke Kediri untuk melamar, ia malah dipaksa untuk menikahi Intan Sari, saudari tiri Dewi Sekartaji. Dengan tegas, Raden Panji Asmarabangun menolak usulan tersebut. Ia kemudian memutuskan untuk berkelana mencari tambatan hatinya  yang hilang secara tiba-tiba tanpa meninggalkan jejak apapun. Ya, seorang Pangeran harus turun tangan sendiri ketika tidak ada orang-orang di Kerajaan yang bisa ia percayai secara penuh.

Suatu sore, Pangeran Panji Asmarabangun bersama beberapa orang pengawal  menunggangi kuda  menyusuri desa. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang nenek pencari kayu bakar. Nenek tersebut berjalan tertatih dengan tumpukan ranting kayu kering yang diikat rapi di atas punggungnya. Merasa iba, Pangeran Panji Asmarabangun segera menghampiri nenek tersebut.

"Mari saya bantu, nek"             

Wajahnya mendongak, "Matur sembah nuwun anak muda yang tampan lagi gagah perkasa, tetapi sungguh saya masih kuat membawa kayu kering ini."

"Tidak papa nek, biar saya saja. Kebetulan saya membawa  kuda yang sangat kuat" Pinta Pangeran Panji Asmarabangun.

"Baiklah jika begitu." ujar nenek

Diketahui nama nenek tersebut adalah mbok Randa yang tinggal sebatang kara dike Desa Dadapan yang berada di dekat Sungai Bengawan Solo, Lamongan.Pangeran Panji Asmarabangun berkenan untuk tinggal bersama mbok Randa, meski demikian Pangeran Panji Asmarabangun tidak pernah mengungkapkan identitas aslinya sebagai Pengeran Kerajaan Jenggala, melainkan dari Pangeran dari pulau sebrang nan jauh.Ia mengenalkan diri sebagai Ande Ande Lumut.. Sang Pangeran harus menjalankan misi rahasia tersebut dengan penuh kehati-hatian agar rencana cerdiknya terlaksana dengan baik.

****

Sementara itu, Dewi Sekartaji berhasil melepaskan diri dari sekapan orang-orang suruhan Ibu Tirinya. Ia berjalan tanpa arah, tersesat di hutan karena keberadaannya jauh dari perkampungan penduduk.  Berhari-hari hidupnya terlunta-lunta. Pakaiannya menjadi lusuh dan compang-camping. 

Langkahnya terhenti di depan sebuah rumah sederhana berdinding kayu. Ternyata disana tinggal seorang janda dengan ketiga putrinya bernama  Kleting Abang, Kleting Ijo dan Kleting Biru. 

Sang Janda mempersilahkan perempuan muda tersebut memasuki rumahnya untuk menjadi bagian dari keluarganya dengan merubah namanya menjadi Kleting Kuning. Kebahagiaan Kleting Kuning tidak bertahan lama, sifat asli keluarga tersebut muncul seiring berjalannya waktu. Kian hari sikap mereka semakin semena-mena terhadap Kleting Kuning. 

Ia diperlakukan selayaknya budak yang harus tunduk dan patuh dengan perintah yang dilayangkan kepadanya. Mau tidak mau, meski penuh dengan penderitaan Kleting Kuning harus menjalaninya sembari memikirkan cara untuk mencari keberadaan calon suaminya, Pangeran Panji Asmarabangun yang ia dengar juga sedang mencari keberadaannya.

"Hei Kleting Kuning! Kamu hidup hanya untuk melamun? hari sudah semakin siang tidak ada satu makanan pun di atas meja. Kamu ingin kami semua mati kelaparan, hah!." Matanya membelalak, perkataan Kleting Biru menusuk perih hingga ke ulu hati, membuyarkan lamunan Kleting Kuning yang duduk termenung di depan tungku api.

"A..ampun Kleting Biru, sejak kemarin Ibunda tidak memberikan uang untukku berbelanja, jadi..." Jawab Kleting Kuning terbata-bata.

"Saya tidak peduli. Cepat pergi ke pasar!" Kleting Biru menyentak dengan suara parau. Cipratan ludah berlompatan dari bibirnya mengenai wajah ayu Kleting Kuning.

"Ba..baiklah saya pergi." Meninggalkan Kleting Biru  dengan tergopoh-gopoh.

"Si bodoh itu benar-benar..,"Geram Kleting Biru.

****

Suatu hari, keberadaan Pangeran Ande Ande Lumut yang tinggal dirumah Mbok Randa menjadi buah bibir akan ketampanannya. Merasa berada dalam momentum tepat, ia memerintahkan pengawalnya untuk mengumumkan sayembara bahwa dirinya sedang mencari jodoh untuk dinikahi dan dibawa ke Kerajaan di pulau sebrang. Dalam waktu singkat, berita tentang pelaksanaan sayembara tersebut telah sampai pada pelosok desa hingga ke desa tempat tinggal Kleting Kuning.

"Di desa tetangga kita ada seorang pemuda yang sangat tampan bernama Ande-Ande Lumut yang tengah mencari seorang pendamping. Kabarnya dia adalah seorang Pangeran di pulau sebrang. Sejak sayembara diumumkan, sudah puluhan gadis datang melamar namun ia tolak. Ibunda ingin kalian bertiga datang ke rumahnya juga. 

Siapa tahu salah seorang dari kalian beruntung bisa menjadi istrinya dan tinggal di istana kerajaan sebagai seorang ratu disana." Jelas ibunda Kleting Abang, Kleting Biru dan Kleting Ijo dengan mata berbinar-binar.

"Kalau begitu, kita harus mempersiapkan gaun terbaik yang kita miliki." Ujar Kleting Ijo.

"Ya, nantinya aku akan berdandan dengan riasan terbaik agar Ande Ande Lumut terpesona dengan kecantikanku." Ujar Kleting Abang tak mau kalah.

"Baiklah, kalau begitu besok pagi kita harus berangkat menemui Ande Ande Lumut. Bagaimana adik-adikku?" Klenting Biru memberikan usulan.

"Setuju, kak!" Jawab Kleting Ijo dan Kleting Abang hampir bersamaan.

Keesokan harinya, ketiga putri cantic dari seorang janda tersebut berdandan dengan gaun yang paling bagus dan perhiasan-perhiasan indah. Mereka tampil sangat mencolok dibanding hari-hari biasa untuk momen istimewa. 

Sudah ada dalam benak jika salah seorang dari mereka berhasil memikat pangeran tampan dari pulau sebrang. Saat sedang asyik berdandan dan berkhayal, Kleting Kuning mendekati mereka.

"Wah, kalian cantik sekali hari ini." Puji Kleting Kuning.

"Tentu saja kami cantik dengan gaun dan perhiasan mahal ini." Ujar Kleting Abang menyombongkan diri.

"Hei Kleting Kuning! Apakah kamu ingin mengikuti sayembara juga?" tanya Kleting Ijo.

"Haduh, kalian ini aneh-aneh saja. Kleting Kuning tidak memiliki gaun indah untuk dipakai. Mana mungkin ia berangkat dengan pakaian kumal seperti ini!" sahut Kleting Biru mencela.

"Kalian semua benar anak-anakku. Kleting Kuning tidak pantas mengikuti sayembara ini. Banyak pekerjaan rumah menanti untuk diselesaikan, bukan begitu Kleting Kuning?" Ujar Ibu angkatnya mengintimidasi.Kleting Kuning hanya menunduk tidak berani menjawab apapun atas pertanyaan Ibu angkatnya tersebut.

Akhirnya, berangkatlah mereka menuju ke Desa Dadapan untuk mengikuti sayembara yang diadakan oleh Pangeran Ande-Ande Lumut. Kleting Kuning diam-diam ternyata mengikuti langkah mereka dari belakang. Entah kenapa, hatinya sangat resah eperti ada yang menggerakan untuk turut serta menuju ke rumah Ande-Ande Lumut. Ia meninggalkan pekerjaan rumahnya yang belum selesai.

Perjalanan ketiga saudaranya beserta Ibunda angkatnya  ternyata berhenti di sebuah sungai yang sangat lebar dan derasairnya, sungai yang dikenal dengan nama sungai Bengawan Solo be. Tidak ada jembatan penyeberangan di tempat itu. Padahal Desa Dadapan berada di seberang sungai tersebut.

Dalam kebingungan, tiba-tiba dari dalam sungai muncullah seekor kepiting raksasa bernama Yuyu Kangkang yang menawarkan diri untuk menyeberangkan ketiganya.

"Tapi ada syaratnya jika kalian mau aku antar ke seberang sana,"ujar Yuyu Kangkang.

"Apa syaratnya? Apakah kamu menginginkan perhiasan yang kami pakai?,"tanya Kleting Abang.

"Aku tidak butuh barang apapun dari kalian. Aku hanya ingin mencium pipi kalian jika sudah mengantar kalian ke seberang sungai,"jawab Yuyu Kangkang.

Meskipun jijik, ketiga gadis cantik itupun akhirnya setuju dengan syarat yang diminta Yuyu Kangkang. Apalagi mereka tidak punya pilihan lain. Dengan menaiki punggung kepiting raksasa penjaga sungai tersebut, satu persatu diantar ke seberang sungai. Semua dilakukan semata untuk bertemu Pangeran Ande Ande Lumut.

Hal yang sama juga terjadi pada Kleting Kuning yang ingin juga menemui Ande-Ande Lumut. Ia juga menyetujui syarat yang diajukan Yuyu Kangkang. Namun saat sudah berada di seberang iabergegas mengolesi wajahnya dengan kotoran tanah disekitar sungai sehingga Yuyu Kangkang tidak jadi menciumnya. 

Yuyu Kangkang marah dan melaporkan kejadian ini ke Ande Ande Lumut. Ternyata Yuyu Kangkang merupakan hewan yang diperintahkan Ande Ande Lumut untuk mencari Dewi Sekartaji yang tak lain adalah Kleting Kuning.

Tiba-tiba, Ande-ande Lumut sangat terkejut ketika melihat kedatangan Klenting Kuning. Meski berpakaian sangat kumal dan badannya penuh kotoran di sambut dengan wajah bahagia dan berseri-seri. Semua orang yang berada disana terdiam. Sementara, Kleting Kuning juga ikut  terkejutmelihat Ande-Ande Lumut adalah tunangannya, Raden Panji Asmarabangun.

"Raden Panji? Kau kah itu kang mas?" Ucap Kleting Kuning meneteskan air mata kerinduan.

"Benar Putri, ini saya Pangeran Panji Asmarabangun dari Kerajaan Jenggala. Beruntung kamu bisa mengenali saya meski dalam penyamaran. Saya mencarimu hingga ke pelosok negri. Hampir hilang harapanku, engkau tak kunjung kutemui." Sang Pangeran langsung memeluk erat tunangannya tersebut setelah berpisah sekian lama.

 Semua orang sangat terkejut dengan fakta tersebut. Tak terkecuali ketiga kakak angkatnya ketika mengetahui jika sosok yang selama itu mereka perlakukan dengan tidak baik itu ternyata Putri Sekartaji.

Kedua sejoli tersebut sangat bahagia karena dapat bertemu kembali. Akhirnya, Raden Panji langsung membawa Dewi Sekartaji dan Mbok Randa ke Kerajaan Jenggala. Mereka pun segera melangsungkan pernikahan. 

Ibu tiri Dewi Sekartaji pun dihukum karena melakukan penculikan dan penyekapan terhadap Dewi Sekartaji. Akhirnya Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala dapat bersatu kembali. Wasiat Raja Airlangga dapat terlaksana dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun