Mohon tunggu...
Prajna Dewi
Prajna Dewi Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Humaniora, parenting, edukasi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua untuk Membantu Anak Kembali Belajar Tatap Muka?

3 Agustus 2022   05:30 Diperbarui: 4 Agustus 2022   11:30 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua menangani anak yang sedang menangis. Sumber: Freepik.com

Nah, selama di rumah, mereka bercandanya bukan dengan teman sebaya, tapi dengan saudara atau bahkan orang tua yang tentu saja fisiknya jauh lebih besar dan kuat, tidak akan terjatuh kalau mereka tepuk atau dorong dengan kuat.

Saat mulai tatap muka di sekolah, mereka tidak paham bahwa mereka bermain dengan teman yang tubuhnya kecil, sehingga tanpa sengaja membuat teman bermainnya terjatuh karena kuatnya dorongan saat bercanda.

3. Minta dilayani penuh tanpa penolakan

Selama pandemi, anak-anak belajar dari rumah. Orang tua bekerja juga dari rumah, WFH/work from home. Bagaimana supaya orang tua dapat tenang saat WFH bebas dari gangguan anak? Tentunya dengan memberikan apa yang dia mau, supaya tidak ada rengekan yang dapat mengganggu konsentrasi bekerja.

Pengasuh anak juga mengambil langkah yang sama, siap melayani dan menuruti kemauan anak, supaya anak-anak tenang tenteram di rumah.

Akibatnya anak-anak ini tidak mandiri dan tidak terbiasa dengan penolakan. Akhirnya sekarang di sekolah, para guru yang menuai akibatnya, anak-anak tidak cakap, urusan memakai sepatu dan membuka tutup kotak makan pun harus dibantu.

Mereka juga sulit diatur dan dilarang.  Mereka akan menangis ketika diminta duduk dan keinginannya mendorong-dorong meja dilarang. Begitu pula aturan mengantre, sudah dilupakan oleh anak-anak dan harus diajarkan Kembali.

Apa yang bisa dilakukan oleh orang tua?

Memperbaiki perilaku anak hanya akan maksimal jika orang tua ikut berperan. Terkait hal di atas, apa saja yang bisa dilakukan?

1. Kenalkan anak dengan berbagi

Mulai dari hal sederhana, seperti membagi sepotong coklat pada pengasuhnya, meminjamkan mainannya pada kakak atau ayah. Mengizinkan ibu memeluk guling kesayangannya. 

Pada awalnya mungkin anak akan menolak ketika diminta berbagi. Maka anggota keluarga harus memberi contoh. Lakukan simulasi. Kakak memberikan sepotong coklat pada pengasuh, dan semua bertepuk tangan memberikan apresiasi.  Ayah berpura-pura meminjam bantal ibu,  tersenyum dan mengucapkan terimakasih saat ibu meminjamkan.

2. Ajarkan anak untuk mengurangi kekuatannya saat bercanda

“Adek, pelan-pelan, jangan kuat-kuat mendorongnya, juga jangan mendadak, nanti yang didorong bisa terjatuh”.  

Bisa juga sambil bermain, ajak anak lakukan percobaan, didorong mendadak/ agak keras, tentunya perlu dipastikan bahwa akan aman kalau sampai terjatuh. Sehingga anak tahu rasanya saat dirorong dengan keras dan paham bahwa akibatnya bisa membuat hilang keseimbangan dan jatuh.

3. Ajarkan anak untuk mandiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun