Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akankah Perang Nuklir Antara Rusia dan Amerika Serikat Terjadi?

3 Agustus 2025   10:14 Diperbarui: 3 Agustus 2025   10:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Samudra Arctic dengan Svalbard (Sumber/Kredit Foto: worldatlas.com)

Pengumuman pengerahan dua kapal selam nuklir Amerika Serikat memperkuat narasi eskalasi geopolitik nuklir, meningkatkan ancaman "nuclear brinkmanship." Meskipun belum ada gerakan militer nyata, dunia berada dalam kondisi waspada:

  • Retorika ini memperkuat tekanan terhadap diplomasi internasional (Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB).
  • Sanksi ekonomi meluas: Amerika Serikat telah mengancam tarif baru terhadap Rusia dan negara-negara yang mendukungnya, seperti India dan China.
  • Aliansi NATO dan pemimpin Eropa menyiapkan jalur darurat untuk respons kolektif jika situasi nuklir memanas.

Kesimpulan

Pengerahan kapal selam nuklir oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Donald Trump adalah sinyal keras terhadap Rusia, di mana isu nuklir dikembalikan ke pusat strategi geopolitik, bukan hanya sekedar konfrontasi militer konvensional.

Presiden Donald Trump menanggapi pernyataan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev dengan serius, menjadikan hal ini simbol kekuatan deteren. NATO bersiaga namun tetap berhati-hati, sedangkan Turki di persimpangan geopolitik, sementara sekutu Amerika Serikat maupun Rusia di Kawasan Asia Pasifik memperkuat struktur deterrence walau respons praktikal masih terbatas.

Rusia dan sekutunya menanggapi dengan mengecilkan arti simbolik ini. Sedangkan Israel tidak memihak konflik nuklir global. Dunia kini menghadapi peta konflik multi-regional: blok Barat vs blok pro-Rusia, dengan ketegangan nuklir kembali menjadi inti permasalahan strategi global pasca era Perang Dingin.

===============

Catatan: Tulisan ini ditulis sepenuhnya dengan analisis prubadi berdasarkan informasi dan analisis lain yang tersedia di:

  • Reuters: "Trump orders nuclear submarines moved after Russian 'provocative statements'" (2 Agustus 2025) (Reuters)
  • Business Insider: "Trump positioning US nuclear submarines..." (Business Insider)
  • AFP/Moscow Times: "US Deploying Nuclear Submarines..." (themoscowtimes.com)
  • Al Jazeera: "Why is Trump moving nuclear submarines..." (Al Jazeera)
  • Washington Post: "Trump says he repositioned nuclear subs..." (The Washington Post)
  • DW: "Ukraine updates: Trump deploys nuclear subs near Russia" (dw.com)
  • John Bolton commentary (The Daily Beast)
  • Vodolatsky (Rusia) komentar (www.ndtv.com, yahoo.com)
  • WS Workshop & RAND: dukungan dan kesiapan aliansi Asia Pasifik (ussc.edu.au, rand.org, csis.org, thediplomat.com, fpri.org)
  • China nuclear escalation commentary (usip.org)
  • AUKUS commentary & North Korea reaction (en.wikipedia.org)

Jakarta, 3 Agustus 2025
Prahasto Wahju Pamungkas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun