Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencairnya Arktik: Perebutan Kekuasaan di Kutub Utara dan Dampaknya Bagi ASEAN

14 Juli 2025   15:57 Diperbarui: 14 Juli 2025   17:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal pemecah es bertenaga nuklir baru Rusia, Ural, di Murmansk, Sankt Petersburg (Sumber/Kredit Foto: Harvard Kennedy School)

Dampak dari pemanasan global (global warming) yang menyebabkan pencairan es di Kutub Utara tidak saja membuat ketinggian air laut naik sehingga membuat beberapa negara kepulauan kecil di Samudra Pacific terancam eksistensinya, tetapi juga telah membuka wilayah yang selama ini tertutup es ke dunia perubahan geopolitik dan ekonomi.

Baca juga: Negara Tanpa Wilayah Daratan: Status Hukum dan Politik Tetap Sah?

Jalur pelayaran Northern Sea Route (NSR) yang sulit dilayari karena terutup es semakin bisa dilayari, dan cadangan energi serta mineral yang sebelumnya tersembunyi kini menjadi incaran dunia. Negara-negara besar, Rusia, Amerika Serikat, dan China memperkuat strateginya, baik secara militer, ekonomi, maupun diplomatic, demi kepentingan di lanskap baru ini.

Saya mencoba menguraikan dalam artikel ini mengenai apa yang sedang terjadi dan siapa yang paling diuntungkan dalam kompetisi ini, dinamika kooperasi dan ketegangan yang muncul, serta implikasi politik dan ekonomi global dari "perubahan kutub" ini.

Rusia: Raksasa Arktik dengan Keunggulan Geopolitik

Rusia menguasai lebih dari 50% garis pantai Arktik dan menjadikan wilayah ini sebagai pusat strategis pembangunan dan pertahanan nasional. Dengan puluhan pangkalan militer aktif di sepanjang Pantai utara Siberia, armada pemecah es bertenaga nuklir, serta investasi dalam sistem rudal hipersonik, Rusia memantapkan posisinya sebagai penguasa Arktik.

Jalur NSR miliknya diberlakukan dengan tarif dan regulasi ketat---tindakan ini memungkinkan Rusia untuk mengendalikan lalu lintas kapal, serta menyuntikkan pendapatan negara yang signifikan. Hampir 20--30% ekspor Rusia berasal dari wilayah ini. Dengan negara mempertahankan infrastruktur penting dan memperluas kendali logistik, Rusia menjadi aktor dominan di ruang kutub utara.

Rusia memang mengenakan tarif dan biaya untuk penggunaan Rute Laut Utara/Northern Sea Route (NSR), terutama untuk dukungan kapal pemecah es dan layanan lainnya. Meskipun NSR merupakan rute pelayaran vital, Rusia tetap memiliki yurisdiksi dan mengenakan biaya atas penggunaannya, termasuk biaya wajib untuk bantuan kapal pemecah es. Biaya ini dikenakan kepada kapal komersial asing yang melintasi rute tersebut dan dibenarkan oleh Rusia mengingat tantangan lingkungan yang signifikan dan biaya pemeliharaan rute tersebut.

Kapal pemecah es bertenaga nuklir baru Rusia, Ural, di Murmansk, Sankt Petersburg (Sumber/Kredit Foto: Harvard Kennedy School)
Kapal pemecah es bertenaga nuklir baru Rusia, Ural, di Murmansk, Sankt Petersburg (Sumber/Kredit Foto: Harvard Kennedy School)

Dasar Hukum Klaim Rusia atas NSR

Meskipun hukum Rusia mengakui bahwa NSR mencakup perairan dengan status hukum yang berbeda (perairan pedalaman, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif [ZEE]), NSR disebut sebagai "rute transportasi nasional Federasi Rusia yang muncul secara historis" tunggal, yang tunduk pada seperangkat aturan tunggal yang mengatur pelayaran di wilayah tersebut. Berdasarkan Aturan Navigasi NSR, yang diperbarui pada tahun 2020, kapal harus mendapatkan izin dari otoritas nasional untuk memasuki wilayah perairan tersebut. Aturan tersebut juga menetapkan persyaratan terperinci untuk akses ke berbagai area NSR, termasuk bantuan pemecah es, dengan kelonggaran bagi kapal dengan kelas es yang berbeda, kondisi musiman, dan area navigasi tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun