Ketegangan geopolitik di Eropa kembali memuncak pada pertengahan tahun 2025. Rusia, yang tengah mencari titik lemah dalam struktur pertahanan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), diprediksi akan mengarahkan perhatian ke wilayah Suwalki Gap, sebuah koridor strategis antara Kaliningrad (exclave Rusia) dan Belarus yang berbatasan langsung dengan dua negara NATO: Polandia dan Lithuania.
Dalam lanskap geopolitik global yang kian dipenuhi ketegangan, kawasan ini menjadi bagian dari konflik kekuasaan antara blok Barat dan Rusia, serta ujian nyata bagi soliditas aliansi NATO dalam menghadapi ancaman militer di Eropa Timur.
Wilayah NATO di Eropa (biru tua), Russia termasuk Kaliningrad dan Belarus (kuning), Suwalki Gap (garis merah) (Sumber/Kredit Foto: Wikipedia)

Lokasi dan Kondisi Geografi Suwalki Gap
Secara teknis, Suwalki Gap adalah jalur sempit yang terbentang sepanjang sekitar 65 kilometer dari kota Suwaki di Polandia hingga kota Druskininkai di Lithuania, dengan lebar antara 50--80 kilometer tergantung definisi batas geografisnya. Suwalki Gap memisahkan Kaliningrad dari Belarus dan menjadi satu-satunya penghubung darat antara negara-negara Baltik (Estonia, Latvia, Lithuania) dengan negara-negara NATO lainnya melalui Polandia.
Suwalki Gap memang berada di antara Polandia dan Lithuania, dua negara anggota NATO, dan dijaga secara ketat oleh tentara NATO, akan tetapi secara geografis, karena letaknya di antara Belarus (sekutu dan satelit Rusia) di Tenggara dan Kaliningrad (exclave milik Rusia) di Barat Laut.
Strategi Geopolitik Rusia
Sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022, Rusia telah menunjukkan strategi militer yang agresif dan berorientasi pada perubahan tatanan geopolitik global. Menurut laporan Sydney Morning Herald (20 Juni 2025), para analis militer Barat memperingatkan bahwa Rusia mungkin sedang mempersiapkan operasi militer untuk menguasai Suwalki Gap guna memperkuat konektivitas dengan Kaliningrad.
Langkah ini akan menantang keberlakuan Pasal 5 NATO, yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota adalah serangan terhadap seluruh aliansi. Rusia tampaknya ingin menguji seberapa jauh kesediaan NATO untuk bertindak, dengan memanfaatkan ketidakseimbangan politik internal di Barat dan meningkatnya tekanan ekonomi.
Kekuatan Militer Rusia vs NATO
Secara kuantitatif, NATO memiliki keunggulan dalam kekuatan militer konvensional dan sumber daya teknologi. Namun, Rusia memiliki keunggulan dalam hal kecepatan mobilisasi di kawasan Eropa Timur dan integrasi kekuatan dengan Belarus. Rusia juga telah memodernisasi sistem rudal jarak menengah dan pertahanan udaranya.
NATO sangat mengandalkan keberadaan militer Amerika Serikat di Eropa dan mobilisasi multinasional, yang memerlukan waktu dan koordinasi tinggi. Jika Rusia melakukan serangan cepat dan terkoordinasi terhadap Suwalki Gap, maka sebelum NATO merespons secara penuh, negara-negara Baltik bisa saja sudah terisolasi secara geografis dan militer.