Karena itu, sejak saat iu tidak ada permaisuri resmi Katolik yang aktif saat protokol Privilege du Blanc mulai diformalkan, sehingga tidak diterapkan.
Ratu Portugal
Tidak tercatat secara resmi sebagai pemegang privilege du blanc, meskipun mereka secara teologis dan diplomatik sangat dekat dengan Vatican. Kerajaan Portugal memang sangat Katolik dan menjadi penjaga agama di banyak koloni dunia. Namun, tidak ada dokumentasi bahwa para ratu atau permaisurinya secara eksplisit mengenakan busana putih dalam audiensi Paus.
Hal ini karena:
- tradisi privilege du blanc masih sangat tidak formal pada masa itu, dan belum terdokumentasi sebagai protokol yang jelas
- belum ada standar seremonial Vatican seperti abad ke-20
- dan juga karena kerajaan ini runtuh sebelum Vatican menetapkan secara eksplisit daftar monarki penerima hak tersebut, yakni baru jelas terlihat sejak abad ke-20.
Grand Duchess Lithuania
Lithuania pernah bersatu dengan Polandia dalam Persemakmuran Polandia-Lithuania. Lithuania menjadi mayoritas Katolik, tetapi setelah pembubaran persemakmuran (1795), status kenegaraan mereka hilang, dan tidak ada rumah kerajaan aktif untuk menjalankan protokol istana.
Maka, sejak saat itu tidak ada akses diplomatik resmi sebagai monarki yang dapat dikukuhkan oleh Vatican.
Siapa yang Menggunakannya dan Siapa yang Tidak
Beberapa pemegang privilege ini memang memanfaatkannya saat audiensi dengan Paus, seperti Ratu Sofia dari Spanyol dan Putri Charlene dari Monaco. Namun, ada pula yang memilih tidak mengenakannya meskipun berhak, sebagai bentuk pilihan pribadi, kesederhanaan, atau karena pertimbangan diplomatik.
Contohnya, Ratu Paola dari Belgia beberapa kali tampil dengan busana hitam seperti lazimnya, menunjukkan bahwa privilege ini bersifat opsional, bukan keharusan, walaupun ia juga sering menggunakan hak istimewa ini.
Masa Kini dan Relevansi Kontemporer