Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Privilege du Blanc: Hak Istimewa Berbusana Putih para Ratu Eropa di Vatican

17 Mei 2025   07:10 Diperbarui: 17 Mei 2025   10:11 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu, sejak saat iu tidak ada permaisuri resmi Katolik yang aktif saat protokol Privilege du Blanc mulai diformalkan, sehingga tidak diterapkan.

Ratu Portugal

Tidak tercatat secara resmi sebagai pemegang privilege du blanc, meskipun mereka secara teologis dan diplomatik sangat dekat dengan Vatican. Kerajaan Portugal memang sangat Katolik dan menjadi penjaga agama di banyak koloni dunia. Namun, tidak ada dokumentasi bahwa para ratu atau permaisurinya secara eksplisit mengenakan busana putih dalam audiensi Paus.

Hal ini karena:

  • tradisi privilege du blanc masih sangat tidak formal pada masa itu, dan belum terdokumentasi sebagai protokol yang jelas
  • belum ada standar seremonial Vatican seperti abad ke-20
  • dan juga karena kerajaan ini runtuh sebelum Vatican menetapkan secara eksplisit daftar monarki penerima hak tersebut, yakni baru jelas terlihat sejak abad ke-20.

Grand Duchess Lithuania

Lithuania pernah bersatu dengan Polandia dalam Persemakmuran Polandia-Lithuania. Lithuania menjadi mayoritas Katolik, tetapi setelah pembubaran persemakmuran (1795), status kenegaraan mereka hilang, dan tidak ada rumah kerajaan aktif untuk menjalankan protokol istana.

Maka, sejak saat itu tidak ada akses diplomatik resmi sebagai monarki yang dapat dikukuhkan oleh Vatican.

Siapa yang Menggunakannya dan Siapa yang Tidak

Beberapa pemegang privilege ini memang memanfaatkannya saat audiensi dengan Paus, seperti Ratu Sofia dari Spanyol dan Putri Charlene dari Monaco. Namun, ada pula yang memilih tidak mengenakannya meskipun berhak, sebagai bentuk pilihan pribadi, kesederhanaan, atau karena pertimbangan diplomatik.

Contohnya, Ratu Paola dari Belgia beberapa kali tampil dengan busana hitam seperti lazimnya, menunjukkan bahwa privilege ini bersifat opsional, bukan keharusan, walaupun ia juga sering menggunakan hak istimewa ini.

Masa Kini dan Relevansi Kontemporer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun