Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daendels di Jawa: Ambisi Besar di Balik Jalan Raya Seribu Kilometer

15 Mei 2025   20:27 Diperbarui: 16 Mei 2025   05:40 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gubernur Jendral Herman Willem Daendels dilukis oleh Raden Saleh (Sumber/Kredit Foto: zone47.com)
Gubernur Jendral Herman Willem Daendels dilukis oleh Raden Saleh (Sumber/Kredit Foto: zone47.com)
Peran dan Kontribusi Penting Daendels di Indonesia

Pembangunan Jalan Raya Pos (de Grote Postweg)
  • Membentang dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur) 1.000 km
  • Dibangun dalam waktu sangat singkat, menggunakan tenaga kerja paksa/kerja rodi (heerendiensten)
  • Tujuan utama pembangunan jalan ini adalah mempermudah mobilisasi militer dan administrasi pemerintahan
  • Dampaknya adalah bahwa (i) jalan tersebut sampai hari ini menjadi tulang punggung jalan utama Pulau Jawa (jalan nasional), akan tetapi (ii) menimbulkan penderitaan besar: ribuan pekerja tewas.

Peta Jalan Raya Pos (de Grote Postweg) (Sumber/Kredit Foto: Wikipedia)
Peta Jalan Raya Pos (de Grote Postweg) (Sumber/Kredit Foto: Wikipedia)

Reformasi Birokrasi dan Militer:

  • Ia membentuk sistem pemerintahan kolonial yang lebih terpusat dan efisien
  • Ia mendirikan lembaga-lembaga baru seperti Mahkamah Agung dan sekolah militer
  • Ia menciptakan tentara kolonial tetap untuk menghadapi ancaman Inggris & lokal

Mengurangi Kekuasaan Bangsawan Pribumi

  • Ia menganggap bangsawan lokal terlalu kuat dan rawan memberontak
  • Banyak raja dan bupati diberhentikan, diganti pejabat administratif

Meningkatkan Infrastruktur & Layanan Publik

  • Ia mendirikan Rumah Sakit Militer, memperbaiki pelabuhan, dan kantor pemerintahan
  • Ia mendorong sistem pengadilan yang lebih "modern" menurut hukum Belanda

Gubernur Jendral Herman Willem Daendels terkenal sangat otoriter dan keras. Banyak rakyat dipaksa kerja rodi. Ia memperkuat kolonialisme, meski infrastruktur dibangun, tujuannya bukan untuk rakyat, tapi memperkokoh penjajahan. Masa jabatannya pendek, hanya 3 tahun, tapi dampaknya luar biasa.

Warisan Daendels saat ini adalah

  • Nama Jalan Daendels masih digunakan di beberapa daerah
  • Jalan Raya Pos menjadi bagian dari Jalan Nasional No. 1 di Jawa
  • Kisahnya sering muncul dalam pelajaran sejarah Indonesia, terutama saat membahas kolonialisme dan kerja paksa

Setelah aneksasi Belanda oleh Perancis, Kaisar Napoleon Bonaparte memanggil Herman Willem Daendels kembali ke Eropa pada tahun 1811. Ia diangkat menjadi komandan divisi tentara Napoleon dan ikut serta dalam penyerbuan Kaisar Napoleon Bonaparte ke Russia.

Setelah Kaisar Napoleon Bonaparte dikalahkan, dan takhta Belanda diserahkan kepada Raja Willem I dari Dinasti Oranje-Nassau, Herman Willem Daendels diangkat menjadi Gubernur di wilayah koloni Belanda di Afrika, Goudkust (Gold Coast/Pantai Emas) oleh Raja Willem I, anak dari Stadhouder Willem V, yang pernah dilawan oleh Daendels yang republiken bersama kaum Patriot.

Jakarta, 15 Mei 2025
Prahasto W. Pamungkas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun