Mohon tunggu...
Pradita Maharani Putri
Pradita Maharani Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis

https://praditasaja.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yakin? Lebih Pilih Syahrul daripada Monyet?

6 Januari 2019   16:04 Diperbarui: 6 Januari 2019   16:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan sisa-sisa parfum yang sulit dilacak, dia niat mau beli es teh manis di kantin. Cuaca yang panas sebelumnya, ternyata adalah pertanda bakal hujan. Tepat setelah Syahrul nyeruput es batu terakhir yang mencair, hujan deres turun. Yang tadinya kipas-kipas, jadi cari-cari kamar mandi, kebelet. Kamar mandi terdekat ada di gedung sebelah kantin. 

Dengan desakan kantung kemih, Syahrul menerobos derasnya hujan. Setelah menyelesaikan urusan 'hajat'nya, dia baru sadar tampilan super-nya hari ini ikutan luntur kehujanan. Hilang sudah wangi parfum dan bau baju laundryan, gak keliatan lagi bukti bahwa dia mandi hari ini, kerja kerasnya kebawa aer hujan. 

Syahrul lebih keliatan kayak curut latihan berenang sekarang. Sambil nunggu hujan agak reda, syahrul yang emang gak ada mata kuliah lagi ini duduk di seberang kamar mandi yang emang punya terop agak lebar dan ada tempat duduknya sambil ngeliatin orang lewat. Kalo ditanya orang yang kenal dia apa dia kedinginan apa enggak, dia bakal jawab enggak. Tapi dengan suara agak bergetar.

Lagi kondisi curut-curutnya itu, Carolina lewat di depan syahrul yang akhirnya memutuskan untuk jongkok, biar angetan. Dari jauh, kayak nona kaya yang lagi kasian ngeliatin nasib si jongkok ini. Pasti gak ada yang nyangka si nona inilah yang justru jatuh hati sama curut dekil yang lagi jongkok itu.

"Syahrul? Lagi ngapain di sini?" tanya Carolina dengan mata berbinar tapi agak bingung.

"Duduk." Jawab syahrul datar bego.

"Iya, tau. Maksudnya dalam rangka apa? Nunggu hujan reda?"  Syahrul ngangguk.

"Emang lo mau kemana nunggu ujan reda?" gitulah orang yang lagi jatuh cinta. Bawaannya kepo, pengen tau.

"Depan, halte. Gue mau balik." Dari tempat syahrul jongkok sampe ke halte depam kampus ini lumayan agak jauh dan lewat tempat-tempat yang gak pernah sepi kayak BEM.

"Gue anterin yuk. Mumpung gue bawa payung. Tapi cuma satu." Harusnya syahrul ngerti ini topik arahnya kemana. Tapi emang dasar aneh. Dia cuma bilang.

"Ayo, ayo. Dari tadi apa ada yang nawarin begini." Waduh, bener-bener ni anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun