Mohon tunggu...
Atika Prabandari
Atika Prabandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

cita-citaku ngobrol sama nicholas saputra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keragaman Perspektif Sosiologi: Buah Pikiran Anthony Giddens

8 November 2022   17:57 Diperbarui: 8 November 2022   18:02 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gb. 1, Anthony Giddens, disadur dari laman www.timeshighereducation.com

Selain mengkritisi Marx, Giddens juga menyatakan kontranya pada pemikiran Talcott Parson. Dalam pandangan Struktural Fungsional yang dikembangkan Parson dikatakan bahwa sistem yang terdiri atas aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan, dan budaya aktor memiliki kebutuhan, itulah mengapa mereka bersifat fungsional. Padahal, bagi Giddens yang memiliki kebutuhan hanyalah aktor atau individu atau manusia bukan sistem.

Sebaliknya, Giddens lebih banyak menyetujui pandangan yang disampaikan oleh Weber. Salah satunya adalah pandangan mengenai sejarah manusia yang terdiri atas fenomena kompleks dan hanya mampu dijelaskan melalui analisis mendalam, juga dengan pemisahan ilmu sosial dengan ilmu alam yang kemudian subjek untuk sosiologi adalah suatu hal yang khas dalam dunia sosial dan dapat terlihat, (yang dalam hal ini adalah tindakan sosial). 

Giddens juga bersatu pandang pada konsep kekuasaan yang dituturkan oleh Weber, yang kurang lebih menyatakan bahwa dalam konsep relasional, sumber daya ditarik oleh satu pihak untuk mengatasi pihak lain yang melakukan resistensi (tenaga alokatif). 

Dengan konsep tersebut pula Giddens menemukan celah pemikiran Marx yang menekankan kekuatan atas benda dilakukan dengan mengorbankan kekuasaan atas orang-orang (daya otoriter).

Selain mengkritisi pemikiran sosiolog-sosiolog terdahulu, Giddens juga mengutarakan pandangannya dalam Teori Strukturasi. 

Dalam teori ini, Ia berfokus pada keadaan masyarakat modern yang tersesat atas bayang-bayang antara dualisme vs dualitas pada objek kajian ilmu-ilmu sosial. 

Di mana gagasan tersebut muncul setelah Ia membaca karya-karya Sosiolog terdahulu, dalam karya satu sosiolog dikatakan bahwa objek kajian sosiologi terletak pada agen (pelaku), tetapi ada pula sosiolog yang menyatakan bahwa objek kajian sosiologi terletak pada struktur sosial. 

Kedua hal inilah yang kemudian menarik Giddens untuk mengatakan bahwa objek kajian sosiologi pada hakikatnya ialah bukan berfokus pada salah satu di antara agen dan struktur, melainkan titik temu keduanya.

Giddens memandang bahwa agen (termasuk pelaku dan tindakan) dan struktur adalah hubungan yang bersifat dualitas (dapat saling menggantikan), bukan dualisme (dua prinsip yang bertentangan). Sebab, dualitas dapat terjadi pada praktik sosial terbentuk atas pengulangan pola tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pelaku dalam lintas ruang dan waktu tertentu misalnya, kebiasaan mencuci tangan di masa pandemi, penyebutan guru dan murid, dll. 

Dualitas dalam sebuah praktik sosial terletak pada adanya suatu hal yang mirip dengan aturan dan dijadikan prinsip dalam melakukan praktik tersebut. Suatu hal yang mirip aturan tersebut adalah hasil dari keterulangan pola tindakan sekaligus medium (tempat berlangsungnya tindakan) bagi terlangsungnya praktik sosial, yang nantinya dua hal ini dikenal sebagai struktur. 

Sebab struktur dibentuk oleh pola tindakan yang berulang, struktur akhirnya mampu mengatasi ruang dan waktu, itulah mengapa struktur dapat digunakan di mana pun dan kapan pun. Berbeda dengan yang disampaikan Durkheim, Giddens melihat bahwa struktur bukanlah suatu benda atau entitas, melainkan skema yang hanya muncul saat terjadinya praktik sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun