Kendal – 1 Agustus 2025
Warga Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, mengadakan aksi damai bertema PETAK Bodri (Forum Peduli Tanggul Kali Bodri) sebagai upaya mendesak pemerintah menangani tanggul Sungai Bodri yang jebol pada Januari 2025 lalu. Aksi ini muncul dari kegelisahan masyarakat yang merasa kurang mendapat perhatian serius sejak banjir besar yang melanda dan menenggelamkan ribuan rumah.
Sebanyak 5.000 warga terdampak, dengan kerusakan pada rumah, lahan pertanian, fasilitas pendidikan, kesehatan, hingga aktivitas ekonomi desa yang lumpuh selama berminggu-minggu. Lewat aksi ini, warga meminta pemerintah memprioritaskan normalisasi sungai dan penguatan tanggul agar banjir serupa tak terjadi lagi saat musim hujan nanti.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Turut Sukseskan Penyaluran 5 Ton Beras Desa Kebonharjo
Menariknya, kegiatan ini turut melibatkan mahasiswa KKN dari UIN Walisongo Semarang Posko 29 yang sedang bertugas di Kebonharjo. Mereka berpartisipasi dalam persiapan aksi, mendokumentasikan kegiatan, dan ikut menyuarakan aspirasi warga melalui kampanye publik. Kehadiran mahasiswa tersebut menunjukkan peran aktif generasi muda dalam advokasi sosial dan isu lingkungan di masyarakat.
”Sebagai mahasiswa, kami merasa terdorong untuk ikut menyokong perjuangan warga. Ini bukan sekadar urusan infrastruktur, tapi juga soal nilai kemanusiaan”, kata salah satu peserta KKN.
Koordinator forum, Arif Fajar Hidayat, menekankan bahwa tanggul yang jebol sepanjang 15-20 meter masih kritis dan belum ada penanganan permanen. Ia juga mengatakan ada beberapa titik tanggul lain yang mengalami sedimentasi parah dan rawan longsor.
Lewat aksi PETAK Bodri ini, warga bersama mahasiswa berharap pemerintah segera bergerak agar tak ada lagi korban jiwa.
"Kami tidak mau ada korban lagi. Ini soal keberpihakan,” ujar Arif.