Mohon tunggu...
PontianusEugenius RajaNaro
PontianusEugenius RajaNaro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

"Ora Et Labora"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dengan wanita, Selalu ada Mas-salah (Bagian 1)

13 Mei 2024   02:02 Diperbarui: 13 Mei 2024   16:07 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekaguman ku pada Iron tidak sampai disitu, dia bercerita bahwasanya dia bukanlah dari keluarga yang berada, jadi hanya dialah satu-satunya tulang punggung dikeluarganya, yang membiayai dua orang adiknya yang masih di bangku sekolah. Tapi ketika aku tanyakan soal kekasih dia hanya tersenyum sambil berkata "belum saatnya om, perempuan itu datang bawa duka saja om" dia ungkapkan sambil tertawa kecil, "kenapa bisa begitu" tanyaku heran.

 Iron sampaikan bahwa dia pernah dikecewakan oleh seorang wanita yang padahal tinggal seminggu lagi, dia sudah bulatkan niat untuk datang melamar kekasihnya itu, tapi takdir berkata lain, pacarnya yang selama ini yang dia tanggung biaya hidupnya, yang dia transfer setiap bulannya, bahkan dari makeup, baju luar hingga baju dalamnya berasal dari uang hasilnya bekerja selama ini, seakan menjadi sia-sia. 

Tidak heran kalau Iron berkata seperti itu, aku pun merasa kasihan, bahwa lelaki setulus dan setia seperti dia harus mendapatkan balasan seperti itu. Aku pun mulai menyamakan cerita Iron ini dengan kasus yang dialami Edward tadi, aku mulai berfikir "apakah mereka salah? Apakah wanita perlu belaian setiap harinya, ataukah lelaki tidak usah pergi bekerja saja, jika yang diinginkan wanita hanyalah raganya"? Aku mulai bingung dengan pertanyaan ku sendiri, tapi aku menyampaikan pesan pada Iron "carilah wanita yang bisa membuat kamu bahagia" hanya itu yang ku sampaikan, berharap hatinya lega, tapi tidak, dengan sinis Iron menjawab "mau cari dimana lagi om, perempuan yang bikin bahagia, adanya kita yang susah dibuatnya".

 Aku pun hanya tersenyum tipis, berusaha memahami sakit hatinya yang dalam, bagaimana tidak, dia sudah berpacaran lebih dari lima tahun dan dimanfaatkan oleh pacarnya, yang matre itu, dia diperas habis-habisan, seperti ditelanjangi dia, kerugian yang kira-kira sudah ratusan juta rupiah tidak menjadi apa-apa, malahan yang dia terima hanyalah "kuah kosong" yang tidak ada isinya, cerita itu kami akhiri dengan mencari kopi agar dia jangan terlalu memikirkan hal yang membuat diri stres.

 Di kapal penjemputan ini memang dikhususkan buat pekerja perusahaan, kapal dari perusahaan ini menyajikan banyak hal yang menarik, mulai dari makanan, minuman, bahkan sampai hiburan berupa karaoke disediakan semuanya disini dan bisa sepuasnya kami nikmati. Setibanya di pelabuhan Balikpapan, lalu kami semua turun dan berpisah satu sama lain, di sana ada yang langsung lanjut ke bandara karena bukan berasal dari Kalimantan, ada juga yang langsung dijemput oleh keluarganya. Kalau aku langsung menuju ke bandara karena keluarga kecilku tidak tinggal di sini. 

Maka tibalah, di bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya. Aku sudah ditunggu oleh suami adikku, Yohan dan juga adik perempuanku Annisa, yang ikut serta menjemputku. Sebelum melanjutkan perjalananku aku harus singgah di Surabaya di rumah Annisa adikku yang tidak boleh aku langkahi, karena kalau aku langkahi, dia akan marah besar. Karena itu, aku ditodong hadiah pernikahan oleh adik perempuanku sebagai hukuman karena tidak bisa hadir di acara pernikahannya kala itu, akhirnya kami harus singgah di mall untuk mencari hadiah apa yang Annisa inginkan, kami berjalan sambil merangkul satu sama lain karena rasa rindu yang luar biasa. 


Sedikit cerita kebelakang, aku dan Annisa adalah saudara kandung yang tidak memiliki Ayah sejak Annisa di bangku sekolah dasar, secara tidak langsung aku yang mengantikan peran ayah untuk Annisa, jika ada apa-apa pasti yang di panggil Annisa adalah namaku, seolah aku sosok ayah dimatanya. 

Kami sudah dilatih menjadi orang-orang kuat, sejak kecil kami sudah mencari uang dengan berjualan sayuran hasil panen Ibu, bahkan kami pernah membajak sawah orang hanya untuk mendapatkan uang jajan, sedih rasanya mengingat masa-masa dulu, tapi senang juga melihat melihat Annisa yang sekarang yang tidak terasa sudah membangun rumah tangganya sendiri, dalam benakku "Ayah dari atas juga pasti bangga melihat Annisa". 

Setelah sekian lama mencari cari hadiah yang Annisa inginkan akhirnya ketemu teryata Annisa hanya mau membeli kulkas dua pintu, "keliling mall hanya mau cari kulkas toh, kirain mau beli perhiasan" bisikku pada Yohan suaminya, karena aku tidak melihat satupun perhiasan dipakainya, padahal setiap telpon yang selalu Annisa inginkan hanya kalung emas, "mungkin dia sedang tidak ingin pakai perhiasan pikir ku".

 Annisa punya usaha rumah makan, kulkas miliknya hanya satu pintu yang sudah tidak muat untuk menyimpan bahan-bahan masakan tentunya butuh lemari es yang lebih besar, maka itu dia harus membelinya, "mumpung ada kakak disini, aku porotin" katanya sambil tertawa.
Bersambung....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun