Mohon tunggu...
Triyatni Ashari
Triyatni Ashari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - 日本語 🎓| An Educator | Mompreneur | Blogger | Ex-Broadcaster

Netizen Belajar | Amateur Writer | "Merendahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa merendahkanmu. Mengalahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkanmu" ~ Kang Maman | Blog : https://www.pohontomat.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jangan Karena Keturunan, Berimanlah dengan Proses Berpikir

17 September 2021   06:52 Diperbarui: 17 September 2021   07:01 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann pixabay.com

Bagaimana pun atheisnya seseorang, atau ketika dia tidak percaya Tuhan, namun ketika dia mengalami masalah pasti akan menyebut Oh My God (Baca : Oh Tuhanku). Namun aplikasi penyembahan sesuatu ini yang kemudian berbeda. Masa jahiliah, ketika Muhammad SAW. belum diutus menjadi Nabi, orang-orang menyembah patung/dewa Lata Uzzah. Mereka membuatnya, kemudian menyembahnya. Apakah ada Tuhan yang dibuat oleh makhluknya sendiri? itu tidak mungkin.

Dalam Islam, kita diajak meyakini dengan berpikir tentang Alam Semesta, Manusia dan Kehidupan. Pertanyaannya? Siapakah Zat Yang Luar Biasa, Yang telah menciptakan itu semua? Alam Semesta, Manusia, dan Kehidupan. 

Yang jelas pasti ada Penciptanya, karena seluruh benda di dunia ini, tidak mungkin ada tanpa ada pencipta. Contoh yang kecil, kue kering di rumah, siapa yang buat? Jawabannya ibu. Atau produk Windows siapa yang buat? Semua tahu Bill Gates yang buat. Nah, kita dapat meyakini semua ada penciptanya.

Allah Swt berfirman, “Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan? Dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan?” (QS. al-Ghasyiyah [88]: 17-20).

Jadi kesimpulannya, ada Zat yang Maha Besar, yang menciptkan alam semesta, manusia dan kehidupan. 

Kenapa kita tidak bisa melihatNya? Karena manusia makhluk terbatas. Tidak semua yang tidak kita lihat, tidak bisa kita percaya. Coba saja kita dalam rumah mengunci pintu, dan jendela, tidak ada satupun yang terlihat di luar. Bukan berarti kita tidak percaya ada orang di luar lewat depan rumah kan karena kita tidak melihatnya? Atau otak kita, bisakah kita melihat langsung? Bukan berarti kita tidak punya otak. 

Justru karena Allah Maha Besar, tidak terbatas, sehingga kita cukup MengimaniNya dengan akal dan keajaibanNya. Jika kita bisa melihat Tuhan, berarti status Dia sama dengan Makhluk ciptaanNya, yang bisa kita lihat juga bukan?

Hanya ada tiga kemungkinan tentang keberadaan Allah:

-Allah diciptakan
-Allah menciptakan diriNya sendiri
-Allah wajib Adanya (Wajibul Wujud)

Kemungkinan pertama telah kita bahas sebelumnya. Untuk kemungkinan kedua, jika Allah menciptakan diriNya sendiri, itu lebih tidak mungkin, karena berarti sesuatu yang diciptakan juga sama dengan status makhluk.

Hanya kemungkinan ketigalah yang tersisa, dan jawabannya karena Allah Wajib Adanya. Mengenai WujudNya, kita tidak bisa lagi berpikir sampai disitu, karena justru itulah bukti terbatasnya akal kita.

Allah itu Satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun