Mohon tunggu...
Putra Zulfirman
Putra Zulfirman Mohon Tunggu... Jurnalis - Informatif & Edukatif

Kerja Ikhlas, keras dan cerdas

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Elegi Balita Hidrosefalus

3 September 2019   02:10 Diperbarui: 3 September 2019   03:27 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Rival. Balita penderita Hidrosefalus/Foto dok: Baleum Syedara.

Muhammad Rival. Begitu nama balita berkelamin laki-laki, buah kasih pasangan muda, Jani Khaidir (23) dan Jelita (19). Warga Desa Alue Merbau Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Aceh.

Rivan, tidak tumbuh seperti layaknya balita seusianya. Kesehariannya hanya tergolek lunglai. Kepalanya membesar. Eragan kesakitan acap terdengar dari bibir mungilnya.

Dari penuturan Jelita--ibundanya--Rival didiagnosis dokter menderita Hidrosefalus. Penyakit ini mendera sejak usia Rivan baru dua bulan.

Sebagai pasangan muda. Jelita dan suami terus berupaya untuk kesembuhan buah hatinya. Namun apa nyana. Faktor ekonomi membuat pasutri muda itu berserah diri pada Sang Khaliq.

Jani Khaidir yang kesehariannya bekerja serabutan. Hanya mampu mencukupi kebutuhan dapur semata. Untuk berobat buah kasihnya, Jani dan Jelita mengandalkan program kesehatan unggulan milik pemerintah. Seperti kartu 'sakti'BPJS Kesehatan golongan pra sejahtera--bila tak boleh disebut miskin--sesuai edaran Kemenkes RI.

Mata Jelita menganak sungai, suaranya parau. Ketika berbincang dengan perwakilan Komunitas Baluem Syedara--komunitas yang diinisiasi kaum muda  Kota Langsa, peduli atas penderitaan sesama--beberapa waktu lalu.

"Baru tahu menderita Hidrosefalus saat usia dua bulan. Kepalanya besar tidak seperti anak seusianya," ujar Jelita terbata kepada Koordinator Baleum Syedara, Agus Setiawan, Minggu 1 Sepetember 2019.

Diakui Jelita, selama ini dirinya beserta suami mengandalkan uluran tangan para dermawan. Guna membantu meringankan beban atas sakit yang didera anak terkasihnya.

Pihak Rumah Sakit di Kota Langsa, terang Jelita, menganjurkan anaknya di rujuk ke Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) di Banda Aceh. Atau berjarak tujuh jam perjalanan darat berkendara roda empat, dari kampung tempat tinggalnya.

Untuk ke Banda Aceh. Jelita mengaku tak memiliki biaya. Selain transportasi, biaya hidup selama di rumah sakit ibu kota provinsi itu, membuatnya pusing tujuh keliling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun