Mohon tunggu...
Pren Lahang
Pren Lahang Mohon Tunggu... Administrasi - P.Lahang

aku adalah aku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Disiplin Gereja dan Penerapannya

20 Mei 2019   16:24 Diperbarui: 2 Juli 2021   00:59 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disiplin Gereja dan Penerapannya (chalcedon.org)

Disiplin gereja sangat diperlukan sebab gereja adalah gereja orang berdosa yang walaupun sudah dibenarkan tetapi masih perlu diingatkan atau ditegur oleh Tuhan agar hidupnya berapadanan dengan Injil karena gereja tanpa aturan akan mengalami kekacauan. (Kel. 20:3-5)

Karena Gereja adalah merupakan tubuh Kristus, jadi dapat dikatakan gereja adalah kaum pilihan - hasil tebusan Allah. Gereja adalah bangsa yang kudus dan imamat yang rajani. 

Gereja adalah garam dan terang dunia yang menjadi saksi Kristus di tengah orang berdosa. Gereja bertugas untuk membangun Jemaat (orang-orang yang percaya kepada Allah - berdedikasi), mengasuh mereka supaya mereka menjadi serupa dengan citra Kristus. 

Oleh sebab itu perlakuan terhadap orang yang sedang dalam pengucilan tetap diperlakukan seperti perlakuan terhadap jemaat biasa dan suatu keharusan untuk lebih intensive dalam melakukan konseling terhadap mereka. Orang yang dalam kondisi di disiplinkan/pengucilan tidak boleh diabaikan.

Baca juga : Gereja adalah Gereja

  1. Penerapan Disiplin Gereja

Dalam sejarah penerapan disiplin gereja, ada catatan kelam dalam penerapanya orang yang dituduh berdosa bias di kucilkan bertahun -- tahun bahkan seumur hidup sampai ada praktek surat pengampunan dosa yang dikeluarkan oleh gereja. 

Peraturan atau Hukum gereja merupakan segala peraturan dan penetapan yang digunakan oleh gereja untuk menata atau mengatur hidup dan pelayanannya. 

Jadi peraturan gereja itu adalah cara, hukum, ketentuan, tata tertib, kebiasaan, dalam persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari kegelapan menuju terangnya jalan Allah (Ekklesia) yang telah disepakati dan terikat dalam gereja. 

Tanpa peraturan-peraturan yang baik, gereja bukan saja memberikan kesempatan untuk timbulnya salah paham dan kekacauan. Tetapi peraturan gereja harus berdasarkan ketaatan dan kasih, atau sikap lemah lembut bukan kekerasan, kebebasan dan bukan paksaan.

Adapun tujuan dari penerapan disiplin dalam gereja untuk memampukan gereja dalam melayani sesuai dengan hekakat dirinya dan dengan demikian gereja menjadi gereja yang nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun