Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Pemuda Sholeh dan Pohon Kemusyrikan

18 Juni 2017   10:54 Diperbarui: 19 Juni 2017   13:34 1432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (sumber gambar: http://lovelybogor.com)

Sebuah riwayat religi mengisahkan dimana ada seorang pemuda sholeh yang ingin menebang pohon kemusyrikan menggunakan kampaknya yang sangat tajam. Dikatakan kemusyrikan, konon pohon tersebut dijadikan sebagai tempat sesembahan mencari kekayaan warga setempat. Maklum saja, jaman jahiliyah dahulu warga lebih mempercayai suatu benda yang kasat mata sebagai tempat bermohon atas segala kenikmatan duniawi.

Pada suatu hari, setiap malam hari syetan penghuni pohon membujuk anak sholeh tadi dengan memberi koin-koin emas dibawah bantal tempat tidurnya. Iming-iming tersebut rupanya mampu melupakan niat pemuda sholeh untuk menebang pohon kemusyrikan hunian syetan. Siasat seperti ini yang melahirkan kesesatan bagi Pemuda Sholeh tersebut.

Seiring berjalannya waktu, pemuda sholeh ini tidak lagi menemukan kepingan emas dibawah bantal tidurnya. Pemuda ini pun naik pitam kepada syetan seraya berujar,

“Hai Syetan, kenapa tidak ada lagi koin-koin emas dibawah bantal tempat tidurku.”

Syetan pun menjawab dengan segala kejeliannya memancing emosi pemuda sholeh ini.

“wahai pemuda sholeh, ketahuilah! aku sengaja menguji imanmu dengan memberi koin-koin emas dengan menaruhnya dibawah bantalmu, untuk membujukmu apakah kamu tolak atau menerima kepingan emas tadi, ternyata kamu terlena akan silaunya kemewahan harta benda..” Kata syetan sembari tertawa lebar pertanda kemenangan.

Geram, pemuda tadi berbalik mengancam,

“Akan ku tebang pohon kemusyrikanmu menggunakan kapakku yang terkenal tajam ini, syetan!,”   

Dengan tenang syetan menerima tantangan pemuda sholeh, “silahkan, lakukan sekuat tenagamu, pemuda sholeh.” Ujar syetan.

“Go to hell!,” imbuh syetan berkelakar.

Syetan tertawa puas, sebab telah berhasil membujuk keimanan pemuda sholeh berupa gelimangan materi duniawi berupa kepingan-kepingan emas.

Tidak dibutuhkan waktu lama perawakan pemuda sholeh yang gempal cekatan menebas batang pohon rindang dimana tempat syetan selama ini bersemayam. Berbekal kapak tajam, penuh nafsu membabi buta ia kerahkan seluruh tenaganya menumbangkan keberadaan hunian syetan tersebut.

Dengan percaya diri pemuda tadi berujar, “aku rasa sebentar lagi pohon kemusyrikan ini akan tumbang, apalagi kapak milikku ini sangat tajam.”

Tanpa mengenal rasa lelah, dia memotongnya dari berbagai sisi, meski akhirnya menyerah pohon kemusyrikan tersebut tak juga tumbang oleh kapaknya yang tajam.

Sambil terengah-engah pemuda tadi merasa heran dengan kokohnya pohon kemusyrikan ini.

“Ada apa dengan kapakku, sekian lama ku kerahkan tenaga menebas rumah pohon milik si syetan ini kok belum tumbang juga,”  Dalam hati pemuda sholeh bertanya-tanya atas peristiwa tidak biasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun