Oleh: Pipit Indah Oktavia
Di hadapan rekan kerja, tetangga, atau orang asing, kita bisa tampil ramah, murah senyum, dan penuh tata krama. Namun, ironisnya, saat berada di rumah sendiri - tempat yang seharusnya menjadi ruang ternyaman - sikap kita bisa berubah drastis: mudah marah, bicara ketus, bahkan tak segan berteriak kepada orang-orang yang kita cintai.
Pertanyaannya: mengapa kita justru cenderung lebih sopan kepada orang asing dibanding keluarga sendiri?
1. Fenomena Umum, Tapi Tak Normal
Sikap ini bukanlah hal langka. Banyak orang tanpa sadar memperlakukan orang asing dengan lebih lembut, sementara kepada keluarga, khususnya orang tua atau saudara kandung, justru bersikap kasar atau tidak peduli. Menurut psikolog klinis Guy Winch dalam artikelnya di Psychology Today, perilaku ini sering kali berakar dari keintiman relasi dan perasaan aman berlebihan. Dalam keluarga, kita merasa terlalu nyaman sehingga tidak merasa perlu menjaga sikap.
2. Efek "Zona Aman" dan Konsep Emotional Dumping
Dalam hubungan yang dekat secara emosional, seperti keluarga, kita cenderung merasa aman untuk mengekspresikan segala emosi, baik positif maupun negatif. Ini disebut dengan konsep emotional dumping - yakni kecenderungan untuk meluapkan beban emosional kepada orang - orang terdekat karena merasa mereka akan tetap menerima kita, apapun kondisinya.
Namun, ini juga menjadi bumerang: sikap tak terkendali bisa melukai orang yang justru paling peduli pada kita.
"Kita lebih menjaga diri saat bersama orang asing karena kita peduli bagaimana mereka menilai kita. Tapi kita lupa, keluarga juga manusia yang bisa tersakiti."
3. Norma Sosial dan Tekanan Sosial