Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Cak Imin, Lemahnya Manuver Politik

17 Juli 2018   09:36 Diperbarui: 17 Juli 2018   09:49 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian orang bilang, apa yang dilakukan Cak Imin saat ini hanya untuk memperbesar kans politiknya, tujuannya untuk meningkatkan elektabilitas parpol, bukan untuk menjadi Cawapres, apa benar?

Muhaimin Iskandar atau kerap disapa Cak Imin mungkin adalah seorang politisi yang paling tidak populer di mata sebagian rakyat Indonesia. Niatnya untuk menjadi Cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 mungkin sudah sangat memuakkan sebagian publik. Cak Imin, memang telah beberapa kali bertemu Joko Widodo. Pertemuan pertama adalah ketika dia mendampingi Jokowi dalam peresmian kereta cepat.

Pertemuan itu dapat dibilang sebagai taktik Jokowi untuk mengetahui sejauh mana respons publik dalam menilai elektabilitas Cak Imin. Faktanya, respons publik datar. Meski datar, hal tersebut tidak membuat Cak Imin putus asa dan hingga kini dia masih terus berusaha untuk menjadi kandidat pilihan Jokowi.

Lantas apakah Muhaimin Iskandar akan terpilih sebagai Cawapres Presiden Jokowi pada Pilpres 2019? Seberapa besar pengaruhnya sampai dia begitu ngotot mendampingi Jokowi? Pertanyan ini tentu bersumber dari pelbagai wacana di media massa. Saking getolnya, dia bahkan sudah mendeklarasikan perjuangan Jokowi-Cak Imin (JOIN), yang tidak jelas apakah telah mendapat restu Jokowi atau tidak.

Sebelum itu, dirinya juga telah melakukan manuver lintas politik ke berbagai parpol, misal bertemu Surya Paloh, Megawati Seokarno Putri hingga mencetuskan penyatuan gagasan Seokarno dan Gus Dur  (sudurisme). Namun, upaya yang dilakukan tampaknya masih perlu kerja keras, pasalnya hingga  kini banyak lembaga survei menempatkan elektabilitasnya di posisi terendah jika disandingkan dengan tokoh-tokoh politik lain.

Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari survei terbaru dari SMRC yang menempatkan lima tokoh teratas yakni Mahfud MD,  Sri Mulyani, Said Agil Siraj, Airlangga Hartarto dan Zainul Majdi. Survei ini mengkonfirmasi bahwa nama Cak Imin tak masuk dalam radar kandidat Cawapres yang berpotensi berduet dengan Jokowi.

Sebelum itu, Charta Politik juga pernah melakukan survei pada 23-29 Mei di beberapa kota seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Survei tersebut menunjukan elektabilitas Cak Imin berada di posisi terendah. Bahkan, di kandang NU (Jawa Timur) elektabilitas AHY masih unggul. Padahal, AHY adalah pemain baru dalam politik nasional.

Sementara, berdasarkan hasil survei Populi Center bahwa kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Pilkada 2018 kemarin ternyata lebih banyak memilih Khofifah Indar Parawansa --Emil Dardak ketimbang Gus-Ipul yang merupakan calon yang diusung PKB.  Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa kans politik Cak Imin memang lemah. Mungkin, fenomena itu pula yang membuat Jokowi harus berfikir seribu kali untuk berduet dengan cucu KH Bisri Syansuri itu.


Pada Minggu (15/7) kemarin, PKB secara resmi telah memberikan dukungan untuk mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019, kendati demikian, Cak Imin masih tetap berharap dirinya adalah pilihan Jokowi. Memang, ambisi Cak Imin untuk berkuasa sudah ada sejak lama, hal tersebut dapat dilihat dari pertaruhan dengan Gus Dur untuk mengambil alih kepemimpinan di PKB pada 2008. Konon, sebelum terjadi konflik Cak Imin diketahui telah memiliki niat untuk melengserkan posisi Gus Dur.

Hal tersebut diketahui berdasarkan sebuah data sekitar 14 halaman berisi tentang penggulingan Gus Dur yang ketika itu diterbitkan oleh majalah Gatra. Data tersebut juga sempat dibacakan oleh Yenny Wahid pada rapat pleno DPP PKB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun