Kampung Buku Jogja #4 Bukan Kampung Biasa

Kampung Buku Jogja kembali digelar dan telah memasuki tahun ke-empat, berlokasi di gedung PKKH UGM, selatan gedung GSP UGM. Saya menantikan acara Kampung Buku Jogja tahun ini, sejak tahun lalu saya telah menjadi pengunjung setia acara Kampung Buku Jogja yang berlokasi di Food Park UGM. 

Sebagai mahasiswa UGM, lokasi acara Kampung Buku ini sangat memanjakan saya, cukup berjalan kaki dari kampus, saya sudah bisa menikmati beragam acara dan mencari buku-buku langka dengan harga lebih murah. Awas kalap membeli buku-buku di sini! Kekepin dompet erat-erat hehehe.

Tema Kampung Buku Jogja (KBJ) #4 kali ini yaitu Madura dalam Literasi Indonesia. Sebagai seorang pembaca buku yang tak banyak-banyak amat buku yang telah dibaca, saya belum pernah membaca buku yang mengangkat Madura secara mendalam. 

Sepanjang ingatan saya yang tidak begitu kuat, saya baru sekali membaca tulisan berupa cerpen di koran Kompas yang mengulik Madura dalam bingkai cerita fiksi yang berjudul Kasur Tanah karya penulis muda Muna Masyari. Saya benar-benar buta tentang Madura kecuali perihal sate dan bebek Madura, dua kuliner kesukaan saya.  

Saat mengunjungi Kampung Buku Jogja #4, saya merasa tersentil bahwa di Indonesia ada sebuah daerah bernama Madura dan sudah cukup banyak penulis yang mengangkat Madura ke dalam dunia literasi di Indonesia. 

Saya angkat topi untuk kejelian panitia dalam mengangkat tema KBJ tahun ini, semangat memperkenalkan unsur lokalitas yang masih jarang tersentuh untuk menggugah masyarakat Indonesia melalui literasi.

Ada banyak acara menarik di Kampung Buku Jogja #4 yang berlangsung dari tanggal 10-13 September 2018 seperti kuliah umum, talkshow, orasi, parade puisi, kelas essay dan workshop puisi dengan pengisi acara para akademisi, penulis-penulis terkenal dan penyair seperti Joko Pinurbo.

Saking sukanya dengan Kampung Buku Jogja (KBJ) #4, saya sampai datang berkunjung tiga kali. Tak sabar menunggu KBJ #5  dan tema apa yang diangkat tahun berikutnya.