Mohon tunggu...
BaBe
BaBe Mohon Tunggu... Supir - Saya masih belajar dengan cara membaca dan menulis.

Banyak hal menggelitik di dunia ini yang pantas dikupas!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Supir Nekat Mengantar Masinis ke Akhirat

7 April 2018   07:55 Diperbarui: 7 April 2018   09:33 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sekedar ilustrasi. (sumber: https://www.gettyimages.com)

Kesabaran adalah hal yang kuncinya ada pada setiap manusia, pada diri kita masing-masing dalam mensikapi sebuah persoalan.

Sekitar 20 tahun lalu masih teringat saat seorang pengusaha taksi di Semarang membuka lowongan untuk ratusan sopir baru. Kebetulan lokasi pool ada tidak jauh dari rumah saya. Disitulah saya mendapatkan pelajaran bagaimana pemilik perusahaan menggunakan cara sederhana untuk mendapatkan sopir yang diinginkan.

Seluruh pendaftar dikumpulkan di pool sejak jam 8 pagi, mungkin ada sekitar 500 an orang, dan hanya disiapkan air mineral buat minum. Menjelang jam 12 siang belum ada satupun yang dipanggil, dan saat para pelamar bertanya kepada yang jaga, hanya dijawab dengan kalimat pendek "silahkan tunggu ya!"

Menjelang jam 2 para pelamar sudah tidak sabar, dan mulai pergi, hingga akhirnya menjelang jam 4 sore, pemilik perusahaan tersebut keluar menemui pelamar yang tersisa.  Mereka semua disuruh memperlihatkan SIM sesuai syarat, dan mereka semua langsung di terima.

Hampir semua yang tersisa pada bingung, kok langsung diterima. Dalam sambutannya yang pendek pemilik perusahaan hanya bilang yang intinya adalah, sopir taksi itu harus orang yang sabar, yang mau menunggu, dan tidak mudah emosi. Mereka yang pulang duluan adalah yang kesabarannya kurang, padahal jadi sopir taksi bisa jadi akan menunggu seharian di pinggir jalan. Perusahaan tidak ingin mobil/taksi dibawa sopirnya yang tidak sabaran.

Terlepas dari kisah nyata di atas, kita lihat/ingat kejadian kemarin (6 April 2018), saat sopir truk yang tidak sabar melintasi jalur kereta api disaat kereta akan lewat di daerah perbatasan Ngawi - Sragen, yang berakibat pada keluarnya kereta api dari jalurnya.

Jalur kereta api adalah jalur steril, bukan jalur umum yang bisa dengan mudah di lewati, berhenti atapun parkir di sepanjang rel, karena ini sangat membahayakan.

Kejadian kemarin merengut nyawa Musthofa sang masinis Kereta Sancaka, dan beberapa korban luka.  Hal yang sebenarnya bisa terjadi bila sang sopir truk tidak lalai memasuki jalur berbahaya. Ketidak sabaran / kecerobohan sopir truk dalam hal ini saya anggap sebagai pemicu yang menyebabkan lumpuhnya jalur selatan hingga pagi ini.

Mari kita semua,memulai dari diri kita sendiri, untuk menjadi orang yang sabar, terutama dalam berkendara, sehingga tidak merugikan pihak lain!.

Jogjakarta, 7 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun