Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Wanita yang Melangkah Pergi

10 September 2025   21:18 Diperbarui: 10 September 2025   21:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar oleh StockSnap dari Pixabay

Wanita itu,
dia menatap lekat-lekat garis cakrawala di batas senja.
Kacamatanya tidak bisa menyembunyikan
mendung yang menggelayut di kelopak matanya.

Memang
sejak hari ini dia tidak perlu lagi menjaga ruang fiskal
menyisir belanja departemen-departemen
dan menerjemahkan kebijakan menjadi anggaran
dengan kening berkerut-kerut.

Tidak perlu lagi berdarah-darah membagi fokus
antara menyelamatkan keuangan negara
dan menyelamatkan diri sendiri dari tarik ulur politik.

Tapi ...
setiap perpisahan pasti meninggalkan duka.

Wanita itu,
entah apa yang dilihatnya di depan sana.
Kapal yang sedang berlabuh
atau badai yang menunggu di permulaan malam.

Apapun itu
dia tetap melangkah
dan selalu berpesan kepada orang-orang yang ditemui
agar jangan lelah mencintai negeri.

---

barombong, 10 september 2025 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun