Hujan jatuh satu-satu sebelum jadi kumpulan air yang tidak sanggup diserap akar tunggang dan akar serabut. Hanya mampu merayap di atas beton dan aspal jalanan pun di atas tanah yang sudah jenuh. Kalian menyebutnya banjir.
Sementara itu kata-kata tidak pernah jatuh sendirian. Dia selalu butuh kata yang lain untuk menegaskan eksistensinya.
Kata-kata selalu jatuh sebagai sebuah entitas. Dia bergerak secara holistik, tidak peduli ada atau tidak kepala yang akan menyerapnya.
Kata-kata terus bergerak, mengkonstruksi dan mendestruksi dunia. Kata-katalah yang menginisiasi dan menghancurkan peradaban.
Jika banjir air kalian sebut bencana, bagaimana dengan banjir kata-kata?
Banjir kata-kata yang tidak diserap dan diimplementasikan dengan baik, atau kata-kata penuh racun diserap mentah-mentah, bukankah dia jauh lebih berbahaya?
---
kota daeng, 18 Januari 2022