Setelah memulai dari diri sendiri, aksi untuk Net-Zero Emmisions bisa ditularkan ke lingkungan terdekat, syukur-syukur bisa menjadi aksi bersama.
Di lingkungan kerja, misalnya. Saat ini untuk acara internal kantor kami seperti rapat-rapat atau pelatihan, kami tidak membeli air kemasan lagi. Peserta diminta membawa botol air sendiri dan kantor tinggal menyiapkan air galon untuk isi ulang. Bukan pelit, aksi ini dilandasi kesadaran bersama untuk mengurangi sampah plastik dari botol-botol air kemasan sekali pakai.
Butuh waktu memang untuk "membumikan" kebiasaan baru ini. Tapi jika dilakukan secara konsisten, lama kelamaan semua orang akan terbiasa. Malah kebiasaan membawa botol air minum sendiri telah jadi gaya hidup sebagian besar teman-teman kantor.
Kebiasaan lain di lingkungan kerja yang juga terbentuk karena kesadaran lingkungan misalnya menggunakan kertas bekas (yang halaman belakangnya masih kosong) untuk mencetak draft dokumen, meminimalkan penggunaan kertas saat rapat atau pertemuan dengan membagikan dokumen digital pada peserta dan sebagainya.
 Â
Kesimpulan
Pemerintah memang memiliki peran strategis untuk mencapai Net-Zero Emissions selambat-lambatnya tahun 2060 mendatang. Rencana besar seperti pengembangan energi baru dan terbarukan sampai menyiapkan peraturan perundang-undangan pendukung harus terus dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Tapi sebagai pribadi maupun sebagai komunitas kita memiliki peran yang tidak kalah pentingnya untuk menyukseskan target besar tersebut, sekecil apapun aksi yang kita lakukan.
Dengan kesadaran bersama, target penurunan emisi tersebut pasti bisa kita wujudkan dengan baik. Bumi pun menjadi rumah bersama yang lebih sejuk dan lestari untuk anak cucu kita kelak. (PG)
---