Lah, kalau memang mau ada wacana silaturahmi kenapa ujung-ujungnya jadi begini?
Sabar dulu. Kicauan Prof Mahfud MD di atas masih ada sambungannya, seperti ini:
Tp apa jawabnya? Hr pertama dia berpidato lantang, "Mau rekonsiliasi dgn syarat pemerintah membebaskan terpidana teroris, melepas tersangka tindak pidana dgn nama2 ttt. Loh, blm silaturrahim sdh minta syarat tinggi. Maka sy tegaskan, Pemerintah tak berencana rekonsiliasi dgn MRS.
Nah, dua kicauan yang muncul tersebut bisa memberi kita insight bagaimana kira-kira dinamika di balik layar dari rentetan peristiwa dimulai dari tibanya HRS di tanah air bulan lalu sampai kemarin dulu, HRS menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya.
Tentu saja kicauan-kicauan ini sudah pasti diolah sedemikian rupa dahulu sebelum ditayangkan. Fakta-fakta harus disajikan dengan redaksi yang tepat untuk membangun persepsi masyarakat yang positif terhadap suasana berbangsa dan bernegara.
Tetapi paling tidak kita ketahui bersama bahwa pemerintah pun sebelum mengambil tindakan-tindakan tegas dan represif juga sudah mendahului komunikasi dengan pendekatan yang lebih kekeluargaan.
Yang menarik saat ini adalah setelah penyerahan diri HRS diri kepada aparat, apa sepak terjangnya sudah akan memasuki fase anti-klimaks, atau masih akan ada cerita panjang yang lain di belakang sana? Perlawanan dari kubu HRS pun bisa saja masih akan berlanjut, tapi mereka menggunakan strategi tarik dorong ala jurus Wushu. Saat ini harus slowdown karena pemerintah sedang main keras, lalu nanti balik menyerang pada momentum yang tepat.
Mungkin kicauan terbaru (saat tulisan ini dibuat) Prof. Mahfud MD bisa memberi sedikit clue bagi kita:
2 jenderal polisi kita gelandang ke pengadilan, jaksa kita cokok, Jokcan kita tangkap, Maria Pauline kita ambil. 4 koruptor Jiwasraya dijatuhi hukuman seumur hidup. Kalau mau cari2 ya ada saja yg belum tertangkap. Tp intinya, pemerintah akan runtuh kalau berlaku tak adil, siapa pun.
Ya, memang sudah seharusnya seperti itu. Pemerintah harus mengambil tindakan hukum yang tegas tanpa tebang pilih siapapun pelanggarnya, baik yang berada di lingkaran dan pro pemerintah maupun yang berada di luar dan berdiri di garis oposisi terhadap pemerintah.
Walaupun banyak yang tidak senang dengan segala kegaduhan yang ditimbulkan sejak sampai di tanah air, kita mesti memberi apresiasi terhadap HRS yang sudah menyerahkan diri kepada pihak berwenang. Selanjutnya bola ada di tangan pemerintah.
Mari tunggu kelanjutan kisahnya (PG)