Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa Salah Ikan Asin?

9 Juli 2019   17:08 Diperbarui: 9 Juli 2019   17:16 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2

Menjelang sore, temperatur udara lebih bersahabat. Satu dua bocah mulai berani keluar rumah untuk bermain di halaman. Abang-abang pedagang makanan juga mulai muncul dengan gerobak dagangan masing-masing, tukang bakso, tukang siomai dan tukang lain-lain.

Di salah satu spot pinggir metropolitan, aroma ikan asin yang dimasak dengan sambal tomat menggelitik penciuman. Arahnya dari dapur Maemunah, emak-emak beranak dua tapi masih nampak manis jelita. 

Hari ini, Badrun, sang suami yang bekerja sebagai mandor di salah satu toko bangunan akan pulang lebih cepat. Maemunah memiliki rencana mengajak suami dan anak-anak jalan-jalan ke pasar malam, tempat shopping favoritnya. Jadi biar suaminya lebih manut, untuk makan malam kali ini dia membuat makanan kesukaan suaminya itu, ikan asin sambal tomat.

Menjelang magrib, deru suara motor matic terhenti di depan rumah, pertanda Badrun sudah sampai. Maemunah yang sudah rapi jali dan kinclong pun menyambut suaminya di ruang tamu dengan semringah, membayangkan daster baru di depan mata.

Tapi ada yang terlihat salah, begitu Badrun membuka helm-nya. Ekspresinya hambar dan masuk rumah dengan gelagat kesal. Bahkan salam dari Maemunah pun dicuekkannya. Maemunah mengekori suaminya dengan pandangan heran.

Begitu masuk ke dapur dan hendak mengambil air minum, aroma sedap ikan asin langsung mengisi indra penciuman. Badrun mengangkat tudung saji dan memandang hidangan di atas meja. Nasi dalam bakul, sayur kangkung tumis, beberapa telur rebus yang belum dikuliti, kerupuk, pisang dan menu andalan, ikan asin sambal tomat.

Badrun lalu melempar kembali tudung saji dengan kasar.

"Apa ini?! Tidak bosen sama ikan asin? Sedikit-sedikit ikan asin, sedikit-sedikit ikan asin!" umpatnya. Lalu pergi lagi dan menghilang ke dalam kamar.

"Ada apa sih, Pak, baru sampai rumah sudah marah-marah tidak jelas?!" balas Maemunah tidak kalah sengitnya, dan menyusul ke dalam kamar. Tapi Badrun tidak mau menanggapi, malah mengambil handuk dan keluar kamar menuju ke kamar mandi. Tidak lama kemudian terdengar suara guyuran air berkali-kali dari dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun