Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

[Basalto Terakhir] Gopalagos Berduka

7 Mei 2016   06:51 Diperbarui: 7 Mei 2016   07:36 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkumpulnya keempat raja kaum sihir Gopalagos ini menjadi pemandangan yang menarik. Jarang sekali terjadi mereka bisa  berkumpul seperti ini karena kesibukan di kerajaan masing-masing.

Har ini adalah hari terakhir untuk para pelayat sebelum jenazah guru Shandong dikebumikan.

 Basalto telah memakai pakaian kebesarannya dan menyiapkan diri untuk memimpin langsung upacara penguburannya. Emerald mengenakan pakaian putih bersih ditutupi mantol berwarna senada. Ruby memakai jubah merah maroon sedangkan Ametys memakai jubah berwarna hitam kebiruan. Masing-masing memegang tongkat sihirnya.

Dari wajah mereka yang nampak diliputi kesedihan yang sangat, terlihat kalau mereka sebenarnya belum siap untuk berpisah dengan sang guru. Kisah-kisah manis dari masa lalu bersama sang Guru  pun berkelebat satu-satu di benak mereka.

“Kita akan mengebumikan guru menjelang senja nanti,” Basalto berkata lirih kepada ketiga kawannya. Mereka mengangguk. Mereka memang telah menyerahkan sepenuhnya seluruh prosesi penguburan kepada Basalto.

“Apa Guru pernah berkata sesuatu mengenai hal ini?” tanya Ametys.

Basalto menggeleng pelan-pelan.

“Segala sesuatunya terjadi begitu saja. Sebelumnya, kami tidak memiliki firasat atau perasaan apapun kalau guru akan pergi selama-lamanya. Oh ya, Aku merasa baik kalau Guru kita kubur di halaman belakang, di sekitar lokasi upacara pelepasan murid tingkat akhir. Itu tempat favorit Guru juga. Bagaimana menurut kawan-kawan?”

Mereka semua setuju.

***** 

Menjelang sore, keramaian berpindah ke halaman belakang istana yang memang cukup luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun