Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menertawakan Diri Sendiri

22 Februari 2023   08:56 Diperbarui: 22 Februari 2023   09:05 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja keras menguras pikiran dan tenaga

Seluruh energi diri terfokus pada dunia dan tawarannya

Menghabiskan waktu untuk mengumpulkan harta benda

Segalanya tersedia untuk memenuhi hasrat diri

Tetapi, apakah bahagia ada di dalam tumpukan harta benda itu?

Belajar membekali diri dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan

Meraih gelar akademik yang cemerlang

Menduduki jabatan publik

Menjadi terkenal karena tampil di media massa, lokal, nasional dan internasional

Tetapi, apakah bahagia melekat pada gelar akademik dan jabatan publik?

Mengejar karir di birokrasi dan politik sampai di takhta kekuasaan

Hidup bergelimang harta

Mendiami istana mewah

Memiliki relasi sosial yang luas

Tetapi, apakah kebahagiaan ada pada jabatan, harga dan relasi sosial itu?

Tertawalah pada diri sendiri yang konyol, sebab, sesungguhnya kebahagiaan tak sepenuhnya terletak pada gelar akademik, harta, jabatan dan kekuasaan!

Tak ada kebahagiaan, melainkan ketakutan!

Takut kehilangan harta, jabatan dan kekuasaan

Batin gelisah, cemas dan tidak tenang

Siang dan malam tak bisa pejamkan mata

Bahagia, kebahagiaan itu ada di mana dan bagaimana mendapatkannya?

Carilah kebahagiaan hidup bukan pada harta, jabatan dan kekuasaan dunia ini, melainkan pada perbuatan kasih!

Lihatlah dunia sedang menangis: hutan alam hancur, sungai dan laut penuh sampah, pohon-pohon tumbang, burung tidak lagi berkicau

Bumi semakin panas, es di kutub mencair,  langit gelap karena polusi udara

Buka hati, ulurkan tangan belas kasih

Orang-orang miskin menjerit

Anak-anak terlantar terabaikan

Orang jompo dan anak-anak yatim piatu sedang menangis

Orang sakit mati dalam kesepian

Buka hati, ulurkan tangan belas kasih

Pergilah ke sana!

Merawat mama bumi dengan perilaku hidup sederhana dan tidak buang sampah di sembarang tempat

Merawat orang sakit dan anak-anak terlantar dengan kasih melimpah

Hati tergerak memeluk kaum terbuang dalam tindakan nyata menolong mereka yang paling rapuh dan rentan

Semua bermula di dalam diri sendiri: hidup sederhana, rendah hati, hidup murni tanpa terikat pada dunia dan segala nikmatnya!

 

Abepura, 29 Januari 2023; 06.40 WIT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun