Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Horor

Hal Biasa Menjadi Bermakna dalam Tuhan

29 April 2025   19:00 Diperbarui: 29 April 2025   18:58 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

*Renungan Malam GKJ Nusukan*

02 Mei 2025

Bahan Bacaan : Yesaya 6:1--4

Kidung Pujian : Tuhan Allah Hadir

*Hal Biasa Menjadi Bermakna dalam Tuhan*

_Tuhan tidak menunggu tempat yang sempurna untuk hadir; Ia menyempurnakan tempat yang bersedia dipakai._

Ada banyak pengulangan dalam kehidupan. Pengulangan itu bisa menjadikan hal yang waktu dilakukan pertama kali menyenangkan, tapi ketika berulang menjadi biasa saja. Dalam rutinitas hidup sehari-hari, banyak hal terasa biasa. Sebagai contoh ada tempat yang kita kunjungi, waktu yang kita jalani, kenangan bersama orang yang kita sayangi, bahkan ibadah yang kita lakukan. Namun, ketika Tuhan hadir, segala yang biasa dapat berubah menjadi luar biasa. Itulah yang terjadi dalam pengalaman Nabi Yesaya. Di tempat yang sama (Bait Suci), pada waktu yang mungkin ia anggap biasa, Yesaya mengalami perjumpaan yang mengubah hidupnya. Tuhan hadir dan segala yang umum menjadi kudus. Dalam permenungan ini menjadi penting untuk merasakan dan menyadari bahwa dalam Tuhan, tidak ada hal yang sia-sia atau terlalu kecil. Pada prinsipnya semuanya bisa menjadi sarana pewahyuan kasih dan kemuliaan-Nya.

Kitab Yesaya 6:1 mencatat peristiwa pada "tahun matinya raja Uzia". Ini menjadi sebuah penanda sejarah yang pumya makna. Hal itu karena mengacu pada masa transisi politik dan krisis kepemimpinan bagi bangsa Yehuda. Dalam suasana yang tampaknya suram dan penuh ketidakpastian itu, Yesaya justru mengalami penglihatan luar biasa. Nabi Yesaya melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, lambang kemuliaan dan kedaulatan ilahi yang melampaui kekuasaan manusia. Tempat yang biasa ia kenal sebagai tempat ibadah, Bait Suci, kini dipenuhi oleh kehadiran Tuhan. Serafim berseru dalam pujian yang menggetarkan, "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!" (ayat 3), menyatakan kekudusan yang sempurna. Suasana pun menjadi gentar. Di mana disebutkan bahwa ambang pintu bergoyang dan rumah dipenuhi asap, tanda kehadiran Tuhan yang menyucikan dan menggetarkan. Pengalaman Yesaya ini menunjukkan bahwa dalam Tuhan, hal-hal yang tampak biasa. Sebagai contoh tentang waktu, tempat, bahkan situasi yang tidak ideal. Hal biasa itu dapat menjadi ruang perjumpaan dengan yang ilahi. Tuhan tidak dibatasi oleh keadaan. Menariknya justru dalam krisis dan di tempat yang tampaknya biasa, Dia menyatakan diri-Nya dengan kuasa dan kemuliaan. Ini menjadi pesan bahwa setiap ruang dan musim hidup dapat menjadi kudus dan bermakna, asalkan Tuhan hadir di dalamnya.

Tidak perlu menunggu atau membuat yang spektakuler terjadi. Ketika kita membuka hati dengan kesungguhan, bahkan rutinitas harian pun bisa menjadi ruang perjumpaan dengan Allah. Kekudusan Tuhan tidak terbatas oleh ruang atau waktu. Hal ini karena kehadiran-Nya mampu menguduskan tempat dan saat yang paling sederhana sekalipun. Oleh karena itu, kita diajak untuk tidak meremehkan momen kecil atau aktivitas biasa, sebab di sanalah Tuhan sering kali hadir secara diam-diam namun nyata. Ibadah sejati tidak ditentukan oleh suasana luar yang indah, melainkan oleh keterbukaan hati yang rindu menjumpai Tuhan. Maka, tindakan konkret yang dapat kita lakukan adalah menjadikan setiap hari dan setiap aktivitas, sekecil apa pun, sebagai bentuk ibadah. Pada prinsipnmengerjakannya dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan. Kita juga bisa melatih diri untuk lebih peka terhadap suara dan karya-Nya dalam keseharian, serta menghargai waktu teduh, perenungan firman, dan doa, bukan sebagai rutinitas belaka, melainkan sebagai momen kudus untuk dipakai Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya. Amin.

Pokok Doa

- Mohon hati yang peka, agar kita tidak melewatkan momen biasa yang Tuhan pakai untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun