Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memori Orang-Orangan Sawah

2 Juni 2023   19:04 Diperbarui: 2 Juni 2023   19:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memori Orang-Orangan Sawah

Tulisan Yudha Adi Putra

Informasi sudah lama diterima. Menyusul banyak agenda untuk dilakukan. Menerima sebagai jadwal pasti tentu sulit. Pilihan mulai dimunculkan. Tentang perjalanan panjang. Menuai kabar sukacita. Tentang pameran. Lebih dari itu, bermula pada kepentingan umum. Nanti, akan bermunculan bentuk baru. Hidup berjalan sesuai rencana. Orang datang dan pergi. Mereka membawa kenangan. Tidak untuk dilupakan. Perlahan, menyusuri setiap pilihan. Bisa saja, orang itu tidak benar. Bisa juga, orang hanya buatan. Meramu kepentingan, tentu supaya diuntungkan. Tidak berlebihan, mendorong kepentingan lebih lanjut. Nantikan saja, perjalanan tentang orang akan berdampak. Bukan hanya sebagai perasaan. Fungsi lain terus berulah. Hidup akan memberi makna sendiri.

"Kemudian, informasi itu tidak hanya mengendap sebagai informasi. Dia berubah jadi pengetahuan. Bisa memutuskan tentang baik dan indah. Keburukan hilang. Bercengkrama dengan banyak impian. Orang akan memberi nilai yang sama. Rapalan doa diungkapkan, tentu supaya orang menjadi hidup. Seperti boneka, orang bisa membawa kepentingan. Menerima impian dengan indah. Belum untuk tidur, setiap perkataan akan menjadi nyala lampu. Bisa menerangi kebohongan. Kebohongan memang jarang, tapi kalau ada itu bisa menyebalkan. Jalanan panjang sudah ditempuh. Memberi banyak sapaan pada pohon. Untuk setiap pertemuan, pohon memfasilitasi dengan senyuman. Pohon seolah memberikan sapaannya. Jaminan akan hidup yang tidak sebentar, lalu semua jadi gelap dan hilang," ujar orang pada orang-orangan sawah.

Percakapan tentang mistis kadang dihilangkan. Semua menjadi tabu. Tidak untuk bicara bersama di sawah. Sawah menjadi ruang terbatas. Tanpa bermaksud memberikan definisi, itu sudah nampak. Sawah dengan berbagai tanamannya menjadi komunitas singkat. Menantikan musim panen. Tak ada lagi perjamuan sebelum menanam. Kerinduan untuk berjalan seolah sunyi. Kelas demi kelas sosial bermunculan. Mereka menawarkan modal. Mengubah sawah menjadi hunian. Petani bergejolak dalam hati. Banyak yang ingin jadi petani. Tapi, tidak untuk merasakan penderitaan. Petani menjadi jalan kebahagiaan. Menemukan banyak perjuangan di sawah. Warna dalam kemunculan tawa. Kelak, itu semua yang menjadikan sawah hidup. Tapi, sawah menjadi redup. Remang akan harapan. Namun, menyala dalam kegemerlapan pilihan. Kemudian, setiap pertemuan menjadi cara sawah merawat diri.

"Godaan bermunculan. Jalan yang ditempuh malah memanjang. Seharusnya tinggal lurus saja. Karena bimbang dan keinginan mencoba hal baru. Jalanan menjadi memanjang, lurus dan belok menjadi iringan. Tidak berhenti pada jalan, ada kepentingan menemukan pertemuan. Jalan ditelusuri bersama rumitnya mencari. Mendapati sapaan, lalu hilang begitu saja. Kemudian, orang akan bertanya tentang jalan. Memang, hanya ada satu jalan ? Tentu tidak. Jalan menjadi pilihan. Lebih dari itu, pilihan yang di sana ada hidup. Menuju pilihan yang dihidupi dalam percakapan dan tindakan. Tidak masalah, jalan menjadi panjang. Tapi, itu menjadi penemuan akan makna dan perjuangan. Tidak sendirian dan sia-sia setiap langkah itu," ujar orang-orangan sawah pada burung.

Tentang orang, orang di sawah bisa beragam. Mereka membawa kepentingan, memunculkan keinginan sebelum semua menjadi hilang. Tidak hanya mengusir burung. Orang-orangan sawah menjadi seni. Di mana, setiap pertemuan itu menjadi membawa arti. Pada pertemuan, sawah menjadi galeri. Di mana, ada karya seni berupa kicauan burung dan letak sawah itu sendiri. Tanaman padi adalah komoditas, merajalela dalam bentuk sapaan pagi. Siapa saja boleh melihat, tapi ketika mendekat untuk memegang harus membayar. Ada perjuangan yang ditukar. Tidak bisa digantikan, setiap perjuangan itu menggantikan orang-orangan sawah.

Bersama rokok, cerita tentang orang-orangan sawah itu menemukan pertemuannya. Berjumpa pada pilihan yang fana. Tidak berlebihan, jika orang-orangan sawah berias diri. Mereka mempersiapkan diri lebih dari sekedar untuk mengusir burung. Ada semacam pesta. Pesta tentang kegembiraan yang indah. Kelak, setiap orang-orangan sawah adalah harapan. Itu tidak bisa dibentuk dari pertemuan saja. Lama tidak berjumpa, orang-orangan sawah memberikan pertemuan yang hidup. Orang akan membawa hidup lebih berwarna lagi. Kemudian, tentang orang-orangan sawah. Ada memori di dekat kanal. Perjalanan air serupa kenangan. Mereka datang dengan pilihan. Sesekali, kerinduan itu terhalang oleh tarif parkir.

Godean, 02 Juni 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun