Memang benar, banyak korban pelecehan seksual di angkutan umum enggan melaporkan. Akan tetapi, mereka juga memiliki pertimbangan. Biasanya, karena enggan diviralkan. Kecenderungan ini, berkaitan dengan barang bukti.Â
Ada yang memotret secara diam-diam, dengan tujuan untuk barang bukti, tapi itu malah digunakan untuk pelecehan juga. Muncul berbagai komentar berbau seksual. Belum lagi, tidak semua laporan dapat ditindaklanjut dan itu dapat memunculkan trauma tertentu pada korban. Apalagi, ketika korban masih belum mengerti bahwa dirinya menjadi korban pelaku pelecehan seksual.Â
Banyak korban yang terkena pelecehan seksual dan masih dibawah umum. Perkiraan bahwa hanya perempuan saja sebagai korban pelecehan seksual, tentu tidak sepenuhnya benar. Ada anak-anak dan penyandang disabilitas. Mereka yang berada dalam kelompok rentan memiliki potensi lebih mudah terkena pelecehan seksual. Untuk itu, perhatian pada pemberdayaan kelompok rentan perlu dilakukan.
Apabila ada kesadaran yang diupayakan dalam pengetahuan serta informasi terkait pelecehan seksual, besar kemungkinan kita bisa membebaskan diri dari berbagai pelecehan seksual.Â
Pelecehan seksual ada karena kesempatan dan ketidakmengertian bahwa itu adalah tindakan pelecehan. Sebagai pengguna transportasi umum, mari kita ciptakan kenyamanan bersama dengan pengetahuan akan pelecehan seksual dan bahayanya.