Angkringan tiba-tiba terasa hening. Tak ada jawaban. Yudha hanya menikmati rokoknya. Hans kembali menata berkas lamaran pekerjaan. Dilihatnya kembali kedua kakinya. Tangannya mulai mengelus-elus pahanya. Kata dokter, Hans sudah tidak bisa berjalan lagi dengan kakinya.
"Aku tetap yakin, kamu bisa bekerja dengan sukses. Semangat Hans," kata Yudha dengan suara bergetar.
"Meskipun, aku tidak memiliki kedua kaki dan menjadi penyandang disabilitas ?"
"Sebab itulah, kau menjadi pribadi unik dengan semangat khas. Apalagi, kau sarjana!"
"Apakah begitu, Mas Yudh ?"
"Tentu!"
Hans menangis, ada kelegaan ketika di angkringan Yudha.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!