Selain harganya murah, ada banyak kandungan gizi dari protein kedelai. Tempe Mbah Sutini juga memperhatikan hal itu. Sehingga dalam pengolahannya ada standar kebersihan dengan prioritas utama.Â
Fokus pengembangan usaha tempe tidak hanya pada keuntungan saja. Ada perhatian pada kelestarian lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya.Â
Prioritas itu akan menjadikan cerita mengenai tempe membawa manfaat. Sehingga melalui cerita antar penikmat tempe, ada peluang usaha semakin dikenali. Kesempatan untuk membantu warga tentu akan semakin luas.
Manfaat pengembangan usaha tempe dapat dirasakan masyarakat sekitar. Ada petani yang bisa memanfaatkan limbah kulit kedelai sebagai pupuk, bahkan air cucian kedelai juga dapat menjadi campuran minum ternak.Â
Ternak sapi akan mendapatkan banyak gizi ketika minum dari cucian kedelai. Sehingga pengusaha tempe tidak perlu repot memikirkan limbahnya dibuang kemana.Â
Relasi dan interaksi dengan masyarakat sekitar usaha Tempe Mbah Sutini membantu untuk memperjuangkan usahanya, padahal dalam relasi itu yang terjadi adalah saling menguntungkan. Ada warga membantu warga.
Tempe Mbah Sutini dapat bertahan dalam perkembangan selama puluhan tahun salah satu alasannya adalah cerita. Cerita membawa manfaat dan menimbulkan kepercayaan. Kepercayaan juga dapat dirawat melalui cerita.Â
Dalam cerita, terdapat kritik, saran, dan harapan dalam pengembangan usaha tempe. Sehingga terjadi relasi dan interaksi yang saling menguntungkan dengan merawat cerita.Â
Karena itulah, cerita merupakan pengalaman dengan daya ubah. Tempe Mbah Sutini dapat menjadi pembelajaran juga karena ada cerita. Sehingga dalam perjuangan warga membantu warga, cerita turut memiliki peran penting.